Sesungguhnya setiap umat yang ingin membina dan membangun dirinya, serta berjuang untuk mewujudkan cita-cita dan membela agamanya, haruslah memiliki kekuatan jiwa yang dahsyat. Kekuatan jiwa itu terekspresikan dalam beberapa hal sebagai berikut; tekad membaja yang tak pernah melemah, kesetiaan yang teguh dan tidak tersusupi oleh pengkhianatan, pengorbanan yang tidak terbatasi oleh keserakahan dan kekikiran, pengetahuan dan keyakinan, serta penghormatan yang tinggi terhadap ideologi yang diperjuangkan. Semua itu akan menghindarkannya dari kesalahan, penyimpangan, menawar-nawarnya dengan yang lain, atau tertipu oleh ideologi lain. Hanya di atas pilar-pilar dasar ini -yang sepenuhnya merupakan kekhususan jiwa- dan hanya di atas kekuatan spiritual yang dahsyat ini, sebuah ideologi akan hidup, bangsa yang muda dan sedang bangkit akan terbina, dan sungai kehidupan akan mengalir kembali dalam jiwa mereka setelah sekian lama mengalami kekeringan.
Setiap bangsa yang tidak memiliki keempat sifat tersebut -atau minimal para pemimpinnya-, maka dapat dipastikan dia akan menjadi bangsa yang rapuh dan miskin. Tidak akan ada kebaikan yang dapat ia raih atau harapan yang dapat ia capai dengan kelemahannya itu. Selamanya ia akan hidup dalam mimpi dan persangkaan-persangkaan yang hampa.
“Sesungguhnya prasangka itu tidak berguna untuk mencapai kebenaran.”
Inilah hukum dan sunnah Allah yang berlaku dalam kehidupan makhluk-Nya. Dan tidak akan pernah ada perubahan dalam hukum dan sunah Allah itu.
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” ” (Ar Ra’d: 11)
Ini pulalah hukum yang telah dijelaskan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sebuah hadits mulia yang diriwayatkan oleh Abu Daud,
“Akan datang suatu masa di mana umat-umat lain akan memperebutkan kalian sama seperti anjing-anjing yang memperebutkan nampannya.” Salah seorang (sahabat) bertanya, ‘Apakah karena jumlah kita sedikit ketika itu?” Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “(Tidak), bahkan jumlah kalian ketika itu sangat banyak, tapi kalian itu bagai buih yang mengapung di atas arus air, Sungguh Allah akan mencabut dari dada musuh kalian rasa takut terhadap kalian, dan sungguh Allah akan menanamkan wahn dalam hati kalian.”
Salah seorang bertanya, ‘Apakah wahn itu wahai Rasul Allah? ” Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Cinta dunia dan takut mati, “
Tidakkah Anda melihat bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menjelaskan sebab kelemahan dan kehinaan suatu bangsa. Yaitu karena kelemahan hati dan jiwanya, dan karena hati mereka kosong dari akhlak yang luhur dan sifat-sifat ksatria, sekalipun jumlah mereka banyak dan kekayaan mereka melimpah ruah.
Sesungguhnya suatu umat yang selalu terbuai dalam kenikmatan, terlena oleh kemewahan, tenggelam dalam kemilau harta benda dan tertipu oleh pesona bunga-bunga dunia, serta lupa pada kemungkinan menghadapi tragedi dan kekerasan serta berjuang menegakkan kebenaran; kepada umat seperti itu katakanlah “Selamat jalan kehormatan dan ketinggian.”