Di antara sebab-sebab yang memudahkan Sultan Orkhan merealisasikan tujuan Politiknya, antara lain:
- Kebijakan bertahap, mengelaborasi perjuangan ayahnya Utsman, dan tersedianya berbagai sarana material dan maknawi yang begitu banyak. Semua itu membantu Orkhan menaklukkan wilayah-wilayah Byzantium di Anatolia. Strategi yang dilakukan Orkhan memiliki ciri yang sangat unik, yaitu langkah-langkah pasti dan terencana dalam melakukan perluasan kekuasaan, serta merentangkan perbatasan. edangkan dunia Nasrani saat itu sama sekali tidak menyadari akan adanya ancaman dan kekuasaan Utsmani, kecuali setelah mereka mampu menyeberang laut dan mampu menaklukkan Gallipolli.[1]
- Dalam setiap peperangan yang berlangsung antara kaum muslimin dan penduduk Balkan, pasukan Utsmani memiliki karakteristik, yaitu membentuk kesatuan barisan, kesatuan tujuan, dan kesatuan madzhab, yaitu madzhab Sunni.
- Kekuasaan Byzantium (Romawi) saat itu mengalami kemerosotan yang sangat parah. Dimana masyarakat Byzantium telah ditimpa perpecahan politis,
kemerosotan agama dan sosial. Dengan demikian sangat gampang bagi kekuasaan Utsmani untuk menaklukkan wilayah itu. - Kelemahan pihak Nasrani akibat tidak adanya rasa percaya di kalangan penguasa dan pejabat di lingkungan kekuasaan Byzantium, Bulgaria, Serbia dan Hungaria. Dalam berbagai kesempatan mereka tidak mampu menyatukan barisan dalam menghadapi kekuatan tentara Utsmani.[2]
- Konflik agama yang terjadi antara Roma dan Konstantinopel, atau antara Khatolik dan Ortodoks, telah menimbulkan dampak yang begitu besar di kedua belah pihak. Munculnya organisasi militer baru yang didasarkan pada akidah, manhaj, tarbiyah dan tujuan-tujuan Rabbaniyah yang langsung dipimpin oleh oleh orang-orang terbaik dari kalangan Utsmani.