1. Tilawatul Quran
Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Qur’an. Seorang muslim hendaknya semakin dekat dengan Quran di bulan ini dengan membaca dan mempelajarinya.
Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah orang yang paling dermawan. Beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan, ketika Jibril menemuinya. Jibril menemuinya setiap malam di bulan Ramadhan untuk mengulang bacaan Al Qur’an.” (HR. Bukhari)
2. Qiyamullail dan Tarawih (akan diuraikan dalam bab berikutnya)
3. Banyak Bersadaqah
Berdasarkan isyarat hadits di atas, Ramadhan adalah sarana kita untuk meningkatkan sadaqah dibanding waktu lainnya. Karena rahmat dan ampunan Allah sedang dilimpahkan di bulan mulia ini.
4. Banyak Bedoa
Ramadhan adalah waktu mustajabah untuk berdoa. Isyarat tersebut dapat ditangkap dalam pembahasan tentang Ramadhan dan puasa dalam Al Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183 dan seterusnya. Di tengah-tenah pembahasan,Allah menyelipkan ayat tentang anjuran berdoa, yaitu pada surat Al-Baqarah, ayat 186.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku, bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)
5. Umrah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada seorang wanita Anshar, “Jika datang bulan Ramadhan, lakukanlah umrah. Karena umrah di dalamnya sebanding dengan haji.” (Muttafaq alaih)
6. Menghadirkan sifat-sifat utama
Ibadah di bulan ini menyediakan sifat-sifat mulia yang harus kita serap dalam kehidupan sehari-hari. Seperti zuhud terhadap dunia, cinta fakir miskin, gemar beribadah, sabar, syukur, tawakal, dll.
7. Disunahkan sahur dan mengakhirkannya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan sahur untuk membedakan antara puasa kita dengan puasa ahli kitab.
Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Yang membedakan antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR. Muslim)
Terdapat riwayat dari Zaid, dia berkata: “Kami sahur bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu beliau bangkit untukmelaksanakan shalat”. Dia (Zaid) ditanya, ”Berapa lama jarak antara azan dan sahur?” Dia menjawab, “sekedar (membaca) lima puluh ayat.” (Muttafaq alaih)
Disunahkan memakan korma saat melakukan sahur.
8. Sunah mempercepat Ifthar (berbuka puasa).
Ifthar hendaknya dilakukan saat matahari terbenam. Mempercepat ifthar merupakan sunah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, karena beliau bersabda:
“Umatku selalu berada dalam sunnahku selama dia tidak menunggu bintang-bintang (waktu malam) untuk berbuka.” (HR. Ibnu Hibban)
9. Memberi makan berbuka kepada orang yang puasa.
Hendaknya setiap orang berupaya untuk member makan bagi orang yang berbuka, karena di dalamnya terdapat pahala yang besar dan kebaikan yang banyak.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Siapa yang memberi makan orang yang puasa maka baginya (pahala puasa) orang itu, tanpa mengurangi pahala orang yang puasa tersebut.” (HR. Ahmad dan Tirmizi)
10. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasanya berbuka dengan ruthab (korma muda) sebelum shalat. Jika tidak ada, maka dengan beberapa tamr (korma masak). Jika tidak ada, dia cukup meminum beberapa teguk air.” (HR. Ahmad)
Jika berbuka beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membaca:
“Telah hilang dahaga dan urat-urat telah basah dan pahala telah tetap Insya Allah.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i)
11. Ketika ifthar, disunahkan berdoa.
Karena bagi orang yang puasa -pada saat itu- doanya mustajabah (terkabul). Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Ada tiga golongan yang doanya tidak ditolak: Orang yang puasa saat dia ifthar (berbuka), Imam (pemimpin) yang adil, dan doa orang yang dizalimi.” (HR. Tirmizi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
12. I’tikaf, khususnya pada sepuluh hari terakhir (akan diuraikan pada bab berikut)