Sedikit perbandingan dengan Schopenhauer – , Sigmund Freud.
Psycho-analist – Introspectieve Methode.
Abu ‘Ali Al Khazin Ahmad Bin Muhammad bin Ya’kub terkenal dengan nama Ibnu Maskawaih, berasal dari Persia, hidup diawal abad ke-5 H (wafat th.421 H). Ibnu Maskawaih tadinya beragama Majusi, kemudian masuk Islam.
Mazhab Aristoteles
Ibnu Maskawaih, salah satu dari ahli-ahli pikir yang member bekas dalam sejarah kebudayaan. Ia mempunyai ilmu tentang kulturpurba dengan luas dan sempurna. Selain seorang filosof, ia juga seorang penyair yang mahsyur.
Seperti sebagian filosof Islam yang lain, gemar kepada falsafah yunani, Ibnu Maskawaih mendekati madzhab Aristoteles, seperti juga mereka yang gemar kepada falsafah ketasawufan (mutasawwifin) belakangan menurut madhzab Al Ghazali, dan mereka yang gemar kepada falsafah amaliyah madzhab Ibnu Khaldun.
Ibnu Maskawaih dan Shcopenhauer
Ibnu maskawaih, seorang filosof yang berjalan diatas jalan yang dipilihnya sendiri. Maksud yang terutama dari falsafahnya, ialah hendak menggambarkan kepada manusia satu contoh hidup yang tinggi dan suci sebagai manusia, dan bagaimana jalan mencapai cita-cita itu dengan amal dan pendidikan diri sendiri. Yaitu seperti juga tujuan dari filosof Schopenhauer (1788-1860) yang membentangkan buah pikirannya dalam kitabnya ( yang diterjemahkan kedalam bahasa perancis): “ la sagesse de la vie” – Kebijaksanaan Hidup – .
Psychology, Introspeksi
Yang amat dipentingkan oleh Ibnu Maskawaih dalam falsafahnya ialah ilmu nafs atau psikologi. Sampai ke zaman Ibnu Maskawaih, umum orang yang hendak mempelajari falsafah, memulai dengan ilmu mantik (logika) dan bermacam-macam ilmu alat yang lain, sebagai perkakas pencapai falsafah.
Akan tetapi Ibnu Maskawaih merintis jalan baru yang boleh dikatakan berlawanan dengan itu.
Maskawaih mulai dengan menyuruh memperhatikan diri sendiri dan mendidik ruhani sendiri; membersihkan ruhani dari segala macam syahwatdan tabiat yang kurang baik. Setelah itu akan dapatlah kita menerima ilmu dan hikmah; dan berdasarkan kepada ilmu tentang mengenal diri sendiri itu, akan dapatlah kita meneruskan pemeriksaan kaedah-kaedah dan undang-undang dunia falsafah yang lebih jauh dan lebih sulit.
Inilah cara yang dinamakan orang sekarang metode introspeksi yang rupanya sudah dijalankan oleh filosof Muslim Ibnu Maskawaih, 900 tahun yang lalu.
Marilah kita dengarkan sedikit dari buah penanya yang penting-ringkas dan tajam, terkutip dalam kitabnya:”Pendidik Budi”, bab “Obat Takut Mati”.
“Sesungguhnya takut mati itu tidak akan dirasa, kecuali oleh orang-orang yang tak tahu arti mati yang sebenar-benarnya dan tidak mengetahui kemana dirinya akan pergi; dan dia menyangka apabila badan kasarnya itu rusak, atau rusak susunannya, akan rusak dan hilang pula dianya sendiri, dengan arti hilang semata-mata. Atau dia menyangka bahwa dalam mati itu ada sakit yang luar biasa, yang sangat berlainan dengan sakit yang biasa dirasai, hingga menyampaikannya kelubang kubur, dan menjadikan kerusakannya. Dia yang mempunyai kepercayaan akan adanya siksaan yang akan menimpanya sesudah mati, jadi bingung, tidak mengetahui apakah yang akan dihadapinya dan dia merasa sayang meninggalkan harta benda dan hasil keringatnya.
Ini semuanya sangka-sangka yang bukan pada tempatnya dan tak ada buktinya.”
Demikianlah sedikit kutipan itu, yang barangkali amat “modern” terdengarnya dizaman kita ini, bagi mereka yang sedang gemar menyelidiki psikologi umumnya dan mereka yang sedang asyik dengan satu bagian dari ilmu tersebut yang dinamakan psychoanalyse.
Kalau ada pemuda-pemuda kita yang sedang menelaah kitab-kitab Sigmund Freud, psikoanalis yang termahsyur di Weenen itu, silahkan pula menyelidiki umpamanya : Tahdzinbul Akhlaq, mudahkan akan menambah penghargaan dari kalangan kita Muslimin kepada pujangga kita dari zaman dulu itu, yang sampai sekarang hanya dapat penghargaan rupanya dari pihak orang lain saja.
Dan mudah-mudahan akan menjadi sedikit obat untuk menyembuhkan “perasaan kecil” yang melemahkan ruhani, yang umum ada dikalangan kita kaum Muslimin dizaman sekarang.
Februari 1937
Pedoman Masjarakat