Didorong oleh fenomena yang saya saksikan sendiri di Kairo, berupa munculnya tradisi permissivisme dan jauhnya kehidupan dari akhlak Islam, -seperti juga terjadi di berbagai tempat di negeri Mesir yang tenteram ini, selain juga berbagai berita yang dipublikasikan di berbagai surat kabar yang isinya bertentangan dengan nilai-nilai Islam, serta adanya kebodohan di kalangan masyarakat umum tentang hukum-hukum agama- maka saya berpendapat bahwa kalau hanya masjid yang digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat luas tidaklah cukup. Memang sudah ada beberapa ulama yang menyampaikan nasihat dan ceramah-ceramahnya di beberapa masjid dan memberikan dampak yang sangat baik bagi umat. Di antara mereka adalah Ustadz Abdul Aziz Al-Khuli rahimahullah, Ustadz Syaikh Ali Mahfudh rahimahullah, dan Ustadz Syaikh Al-Adawi, yang pada tahun sebelumnya menjadi Kepala Inspektur Penyuluh Agama. Akhirnya saya pun berpikir untuk membentuk sebuah kelompok yang melakukan proses pelatihan untuk berceramah dan penyuluhan di masjid-masjid, di kafe-kafe, serta di tengah masyarakat umum. Selanjutnya dari mereka itulah akan dibentuk kelompok-kelompok lagi yang akan menyebar luas di berbagai wilayah penting untuk menyebarkan dakwah Islam. Saya memadukan antara perkataan dan perbuatan. Oleh karenanya, saya mengajak beberapa teman untuk bekerjasama dalam menggarap proyek yang mulia ini. Di antara teman-teman yang ikut andil itu adalah Akhi Ustadz Muhammad Madkur (alumnus Al-Azhar), Ustadz Syaikh Hamid ‘Askariyah rahimahullah, Ustadz Syaikh Ahmad Abdul Hamid (salah seorang anggota Badan Pendiri Ikhwanul Muslimin), dan lain-lain.
Kami mengadakan pertemuan di asrama mahasiswa dan di Masjid Syaikhun di Shalabiyah. Kami bersama-sama mendiskusikan pentingnya tugas yang harus ditopang dengan kesiapan ilmiah dan amaliyah itu. Saya jadikan sebagian dari kitab-kitab saya untuk acuan, seperti kitah Al-Ihya’ karangan Imam Al-Ghazali, Al-Anwar Al-Muhammadiyah karangan An-Nabhani, Tanwirul Qulub fi Mu’amalati ‘Allamil Ghuyub karangan Syaikh Kurdi, serta beberapa buku biografi. Hal ini saya maksudkan agar para ikhwan bisa secara bergantian meminjam buku-buku ini untuk dijadikan referensi dalam menyampaikan khotbah dan ceramah.