Pengembangan Diri

Keshalihan Para Pemuda dan Kesadaran Orang Tua

Alangkah menyedihkan bila menyaksikan anak muda yang menghabiskan waktunya untuk hura-hura atau main game.

Tapi lebih menyedihkan lagi bila melihat orang tua menghabiskan sisa umurnya untuk main gaple atau domino di warung kopi.

Bertambah lagi kesedihan, bila sudah tua tapi masih merasa muda, angan-angan masih panjang, ketamakan terhadap dunia semakin menjadi-jadi, dan syahwat masih menggebu.

Tidak cukupkah uban bertabur di kepala, gigi satu persatu mulai rontok, pandangan yang sudah tidak terang lagi, pendengaran yang tidak nyaring lagi, kulit yang sudah keriput, tulang yang sudah keropos, tenaga yang sudah melemah, penyakit yang sudah komplek, selera yang sudah berkurang, bilangan usia yang sudah semakin banyak, sebagai operator pengingat yang mengatakan:

“Maaf, pulsa hidup anda sudah hampir habis, tidak ada lagi kesempatan untuk isi ulang, beberapa saat lagi umur anda akan berakhir, harap siap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke akhirat”.

Tua itu adalah kesempatan emas untuk bertaubat.

Tua itu adalah nikmat tersendiri untuk memperbaiki diri.

Tua itu karunia tidak terhingga untuk persiapan menuju akhirat.

Betapa banyak anak muda yang tidak sempat mencicipi masa tua, mereka mati ketika asyik dengan dunia.

Rasulullah bersabda: “Siapa yang umurnya sudah sampai 40 tahun, tapi kebaikannya belum mengungguli kejahatannya, berarti ia sudah mempersiapkan kapling untuk dirinya di dalam neraka”.

“Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk khusyu’ mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan kepada mereka….? (Al Hadid: 16)

Kelak orang tua yang lupa diri akan dicela…

“….Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat perpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan?…..” (Fathir: 37)

Ya Allah, karuniakan lah keshalehan kepada pemuda kami dan kesadaran kepada orang-orang tua kami.

More from Pengembangan Diri