“Ketahuilah bahwa dalam tubuh terdapat mudghah (segumpal daging), jika ia baik, maka baik pula seluruh tubuhnya. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Saudaraku, kemurnian hati atau ketulusan hati sering disebut dengan ikhlas. Ketika perbuatan yang kita lakukan tanpa mengharap imbalan atau pamrih maka di sana ada unsur ikhlas. Namun pengertian di atas belum mewakili makna sesungguhnya dari kata ikhlas itu sendiri. Lantas bagaimanakah pengertian yang lebih rinci dari kata ikhlas tersebut?
Saudaraku, sebagai seorang muslim kita diperintah oleh Allah untuk senantiasa memurnikan hati dalam melakukan ibadah. Seperti dalam firman Allah Surat Al Bayyinah ayat 5 : “Dan mereka tidak diperintah, kecuali hanya untuk beribadah kepada Allah dengan penuh keikhlasan di dalam menjalankan ajaran agama”.
Menurut ayat di atas, kerangka berpikir seorang muslim haruslah menjadikan segala perbuatannya senantiasa berada dalam ketaatan menjalankan perintah Allah. Karena itulah maka semua perbuatan seorang muslim bernilai ibadah. Dan dalam hal beribadah, kemurnian hati atau keikhlasan itu harus selalu mendampingi.
Menurut bahasa, ikhlas berasal dari kata ‘khalasha’, maknanya yaitu kejernihan dan hilangnya segala sesuatu yang mengotorinya. Dengan demikian, kata ikhlas menunjukkan kepada sesuatu yang jernih, bersih dan bebas dari campuran dan kotoran. Di antara makna ikhlas menurut ulama’ adalah amal yang dilakukan hanya karena Allah, tidak untuk selain Allah. Ini sesuai dengan Firman Allah surat Al Kahfi ayat 110 : “Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya”.
Saudaraku, dengan demikian pengertian ikhlas bukanlah semata-mata melakukan perbuatan dengan tanpa mengharap imbalan atau pamrih. Karena kita sebenarnya mengharapkan itu semua tapi tidak dari manusia, melainkan dari Allah swt. Pamrih kita adalah pahala dari Allah Azza Wa Jalla. Imbalan kita adalah ridho Allah berupa surga yang seluas langit dan bumi. Insya Allah.