Kini Saatnya Kita Harus Memahami

Dulu kaum Muslimin memahami makna ini dengan baik dan mereka bersungguh-sungguh untuk merealisasikannya. Iman senantiasa menuntun mereka untuk terus berkorban di jalan ini. Tapi kini, kaum Muslimin saling berbeda pendapat dalam memahami misi yang seharusnya mereka emban ini. Mereka membuat berbagai interpretasi Untuk membenarkan kemalasan dan ketakberdayaan mereka. Sebagian mereka mengatakan bahwa waktu jihad dan amal telah berlalu. Lalu sebagian yang lain turut memberi andil dalam mematikan semangat juang dengan mengatakan, sarana-sarana jihad tidak cukup memadai sedang umat Islam masih terbelenggu dalam kebodohan,

Sementara sebagian yang lain lagi sudah merasa cukup puas dalam beragama hanya dengan ucapan-ucapan wirid yang mereka lantunkan setiap pagi dan sore hari. Ia puas dengan beberapa ibadah yang telah ia tunaikan, padahal hatinya kosong dari hakekat. Tidak. Tidak, wahai saudaraku. Al Quran yang mulia ini sekarang ada di hadapan kalian, dan senantiasa menyeru kalian dengan seruannya,

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (Al Hujurat: 15)

Dengar pula bagaimana Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Kalau manusia mulai kikir dengan dinar dan dirham melakukan jual beli dengan cara riba, mengikuti ekor sapi (umat lain, Yahudi dan Nasrani), dan meninggalkan jihad di jalan Allah, maka Allah akan memasukkan kehinaan ke dalam diri mereka, Dia tidak akan menghilangkannya kecuali jika mereka kembali kepada agama mereka,” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya, Ath-Thabarani dalam kitab Al  Kabir, Al Baihaqi dalam kitab Syu’abul Ilam dari Abdullah bin Umar)

Kalian dapat membaca dalam banyak kitab fiqih yang lama maupun yang baru, tentang kapan jihad itu merupakan fardhu kifayah (kewajiban kolektif) dan kapan pula ia merupakan Fardhu Ain (kewajiban individual). Kalian akan tahu makna dan hakekatnya dengan sebenar-benarnya. Lalu, mengapa kelesuan ini menimpa kita? Mengapa keputusasaan memenjara hati kita hingga kita tak pernah sadar?

Wahai kaum muslimin, sekarang kita hidup dalam abad kebangunan. Maka bangunlah diri kalian, agar dengannya kalian dapat membangun umat kalian. Kewajiban ini menuntut adanya jiwa yang dipenuhi oleh iman dan hati yang luhur.

Berusahalah untuk senantiasa meneguhkan komitmen kalian dan memurnikan hati kalian. Kewajiban ini menuntut -dan akan selalu menuntut- kalian untuk terus berkorban dengan harta dan kesungguhan. Bersiaplah dan singsingkanlah lengan baju kalian. Sesungguhnya apa yang ada pada kalian akan pupus habis, dan apa yang ada pada Allah akan kekal selamanya. sesungguhnya Allah telah membeli dari kaum mukminin jiwa dan harta benda mereka, dengan memberikan balasan berupa surga, yang luasnya seluas langit dan bumi.