Lembaga-Lembaga Amal Thullabi

1.  Lembaga Kemahasiswaan

Lembaga Mahasiswa adalah salah satu bidang garapan amal thullabi yang sangat penting, dan paling tersebar di hampir semua kampus, fakultas atau institusi pendidikan lain. Mahasiswa membentuknya untuk menyuarakan suara mereka, serta membela kepentingan dan hak-hak mereka.

Urgensi Lembaga Kemahasiswaan

Lembaga Kemahasiswaan memiliki keistimewaan yang banyak, di antaranya:

  1. Mimbar/forum resmi yang mengatasnamakan sejumlah besar mahasiswa, dan mendapat perhatian dan pembelaan dari berbagai kelompok mahasiwa dengan kecenderungan yang berbeda.
  2. Melatih mahasiswa secara intensif untuk mengekspresikan hak-hak politik mereka seperti hak memilih dan dipilih, serta aktif dalam berbagai kepengurusan organisasi secara profesional.
  3. Salah satu wadah yang bebas menyuarakan aspirasi komunitas besar masyarakat, dan terlibat aktif dalam peristiwa-peristiwa politik, ekonomi, dan sosial di masyarakat.
  4. Adanya anggaran yang resmi dan cukup besar untuk mendanai kegiatan kemahasiswaan dan perjuangan membela hak-hak mereka.
  5. Pusat arus massa mahasiswa yang penting dan efektif tempat mengembangkan kemampuan, dan menimba pengalaman yang mencetak mahasiswa menjadi pemimpin masyarakat di berbagai bidang.

Pengelolaan Organisasi dan Panitia-panitianya

Lembaga Kemahasiswaan membangun dan menyusun langkah-langkahnya dalam bingkai tujuan dan sasaran amal thullabi sesuai kemampuan dan kondisi yang melingkupinya. Seluruh panitia (kepengurusannya) bekerja untuk merealisasikan sasaran tersebut dan mengoptimalkan kader-kader yang ada. Ia juga harus melakukan koordinasi dengan lembaga kemahasiswaan yang lain, organisasi profesi, partai-partai, jam’iyyah-jam’iyyah, dan yayasan-yayasan di masyarakat, melakukan dialog dengan pemerintah, mengontrol dan memberi masukan untu knya, serta menghadang segala bentuk kerusakan di masyarakat.

Para pengurus dan pengarah organisasi harus memperhatikan hal-hal berikut:

  1. Pengelolaan yang benar terletak pada perencanaan yang matang dan rapi. Oleh karena itu harus ditentukan rencana jangka panjang, menengah dan pendek, mengevaluasi dan menyempurnakannya sedap saat.
  2. Menentukan sasaran sesuai dengan tujuan dan sasaran umum amal thullabi, memperhatikan logika dan kaidah yang berlaku di dunia mahasiswa, menyentuh permasalahan yang mereka hadapi, dan mewakili kepentingan sebagian besar kelompok mahasiswa.
  3. Menentukan sarana-sarana yang lazim dan sesuai dengan dunia mahasiswa dan mampu merealisasikan tujuan/sasaran secara langsung meskipun tetap memperhatikan variasi dan kreativitas serta pembaruan. Penting untuk dibuat sarana-sarana yang menarik sebagian besar mahasiswa.
  4. Harus melibatkan sebanyak mungkin kader-kader mahasiswa dalam menyu sun langkah-langkah organisasi, dan terus melihat respon mahasiswa terhadap pelaksanaan program dan hasil-hasilnya.
  5. Jangan membatasi pengelolaan organisasi pada anggota resmi saja, tetapi harus melibatkan mahasiswa lain yang berprestasi dan berpengalaman dalam kegiatan kemahasiswaan . Juga dalam mengevaluasi pelaksanaan program.
  6. Harus melibatkan para mahasiswi dalam kepengurusan, penyusunan langkah dan pelaksanaan program.
  7. Seluruh pengurus harus mengoptimalkan dan memvariasikan kegiatan organisasi serta menjadwalkannya sepanjang tahun ajaran dan waktu liburan. Jangan sampai program hanya terfoku s pada satu atau dua panitia saja, atau hanya ada pada bulan tertentu saja.
  8. Karena organisasi merupakan pembela kepentingan mahasiswa dan juru bicara mereka, maka organisasi harus serius melaksanakan fungsi tersebut sebaik mungkin, siap menanggung beban penderitaan dalam berkhidmat kepada mahasiswa dan kepentingan mereka.
  9. Berupaya menjalin hubungan dengan lembaga kemahasiswaan lain di dalam kampus, atau kampus lain di dalam negeri dan negara-negara sekitar, juga dengan lembaga kemahasiswaan internasional.
  10. Harus ada upaya untuk berhubungan dengan lembaga/yayasan di masyarakat terutama organisasi profesi, jam’iyyah, partai, organisasi pemuda, media massa dan organisasi keagamaan, disamping melaku kan hubungan dengan instansi-instansi negara, berdialog, dan bekerja sama dengannya dalam pelaksanaan kemerdekaan dan demokrasi, peningkatan kualitas masyarakat dan kemaslahatan mahasiswa.

Pemira (Pemilihan Raya) Mahasiswa

Biasanya pemira berlangsung melalui pemilihan yang bebas dan bersih di sedap kampus di banyak negara, kecuali beberapa negara yang penguasanya sengaja melakukan intervensi dalam pemilihan senat mahasiswa dan mencoba memalsukan hasil pemungutan suara, atau membatalkannya, atau mengintimidasi mereka yang menentang intervensi tersebut.

Bagaimanapun keadaannya, para aktivis amal thullabi harus memperhatikan beberapa hal berkaitan dengan pemira :

  1. Pemira adalah festival besar kebebasan memilih, pameran jenis-jenis pemikiran, dan ukuran hakiki besarnya pengikut setiap kelompok. Oleh karena itu para aktivis amal thullabi harus terlibat aktif dalam persaingan sehat di arena pemira.
  2. Melalui pemira semua berusaha melindungi kebebasan mahasiswa, melatih budaya demokrasi lewat pencalonan, kampanye, pemungutan suara dan pengungkapan pendapat.
  3. Pemira merupakan salah satu sarana untuk menyiapkan kader, mencetak qiyadah dan latihan bekerja profesional dan demokratis. Semua itu sebagai langkah menuju terbentuknya kader dan pemimpin masyarakat di berbagai bidang.
  4. Persiapan pemira harus dilakukan sedini mungkin. Aktivis amal thullabi mesti melakukan persiapan yang matang, langkah-langkah strategis, menyiapkan daftar nama kandidat dan memantau pendapat/suara mahasiswa dan mengumpulkan masukan mereka.
  5. Menyiapkan langkah-langkah antisipasi bila terjadi intervensi atau tekanan, serta kreatif dalam memunculkan langkah-langkah baru.
  6. Berusaha agar kader dapat masuk ke setiap pos/jabatan tanpa dominasi total, tetapi harus melibatkan kelompok dan pendapat lain. Juga harus melibatkan mahasiswa dan mahasiswi di setiap kepengurusan yang mewakili berbagai kelompok mahasiswa dalam lembaga kemahasiswaan.
  7. Mempersiapkan kader-kader yang dicalonkan dengan ilmu dan keahlian melalui pelatihan-pelatihan khusus dan praktek di lapangan.
  8. Aktivis Da’wah Kampus harus menjauhi kekerasan terutama dalam pemira, bahkan semuanya harus memelihara iklim kebebasan, demokrasi dan penghormatan terhadap pendapat orang lain.

2. Ikatan Keluarga Mahasiswa

Ikatan Keluarga Mahasiswa adalah salah satu penyangga kegiatan kemahasiswaan yang ada di beberapa kampus. Ia terdiri dari sekumpulan mahasiswa yang membentuk komunitas/organisasi dengan tujuan mengadakan berbagai aktivitas di bawah pengawasan kampus dengan syarat memiliki:-

  • Penanggung jawab / pelaksana
  • Penanggung jawab setiap kegiatan: sosial, pendidikan, olah raga, dan lain-lain
  • Pembimbing dari salah seorang dosen
  • Anggota pendiri berkisar 50 — 100 anggota
  • Pengelolaan organisasi dapat dilakukan lewat majlis ikatan keluarga
  • mahasiswa yang diadakan secara berkala yang dihadiri oleh pembimbing/ penasehat, penanggung jawab dan pelaksana.
  • Majlis pertemuan dilaksanakan untuk mengkoordinasikan berbagai kegiatan (waktu dan teknis pelaksanaan).

Keistimewaan Ikatan Keluarga Mahasiswa

Salah satu penopang penting bagi amal thullabi terutama saat keberadaan lembaga/senat mahasiswa tidak mewakili suara mahasiswa.

Memberi kesempatan untuk memperkenalkan pemikiran apapun, karena pengurusnya tidak terikat dengan tuntutan untuk menyuarakan pendapat seluruh kelompok mahasiswa seperti Lembaga Kemahasiswaan.

Ia dapat juga merepresentasikan berbagai kelompok dengan interaksi yang baik terhadap mereka.

Mudah dibentuk kepengurusannya, karena tidak terkait dengan pemira seperti pada lembaga/senat mahasiswa, juga tidak terikat dengan jumlah tertentu. Maka setiap kelompok mahasiswa, berhak membentuknya selama memenuhi syarat-syarat di atas.

Tujuan dan Sarananya

Tujuan dan sarana Ikatan Keluarga Mahasiswa tidak berbeda dengan Lembaga Kemahasiswaan, demikian pula aktivitasnya.

  • Aktivitas sosial: rihlah, perkemahan, dan lain-lain.
  • Aktivitas pendidikan: ceramah, seminar, penerbitan, pameran,dan lain-lain.
  • Aktivitas politik: pengerahan massa, perayaan momentum politik tertentu, menyuarakan permasalahan nasional yang penting, dan lain-lain.

 

3. Kelompok Lintas Desa Dan Kepanduan

Banyak pelajar yang senang bergabung dengan kelompok lintas desa dan kepanduan baik di tingkat SLTA atau Perguruan Tinggi sebagai hobi yang banyak memberikan manfaat bagi mereka maupun masyarakat. Oleh karena itu, Amal Thullabi harus memberikan banyak perhatian terhadap hal ini sehingga dapat membangun hubungan dengan para pelajar/mahasiswa serta masyarakat secara umum.

Tujuan Kelompok Lintas Desa

  1. Mengarahkan kekuatan para pemuda kepada hal-hal yang bermanfaat.
  2. Mengembangkan keahlian dan kemampuan mahasiswa.
  3. Mengajarkan kemahiran tertentu yang bermanfaat bagi mahasiswa/pelajar kini dan akan datang.
  4. Membekali mahasiswa dengan tsaqafah ‘ammah dan tsaqafah tentang lingkungan.
  5. Membekali mahasiswa dengan akhlaq dan nilai-nilai yang kokoh seperti jujur, amanah, ta’awun, setia, dan lain-lain. Di samping itu juga memberikan manfaat bagi masyarakat.
  6. Membantu lingkungan kampus dalam menangani permasalahan, dan memelihara tempat kuliah serta mengembangkannya.
  7. Memberikan pelayanan kepada masyarakat umum melalui pengiriman kelompok pelayanan umum, kelompok pengobatan, kelompok kebersihan, dan lain-lain.
  8. Membina hubungan dengan orang lain melalui perkemahan tingkat regional/internasional. Hal ini dapat dijadikan ajang tukar pengalaman dan pemecahan masalah-masalah kemanusiaan.

Sarana-sarana Kelompok Lintas Desa

Di banyak negara, Kelompok Lintas Desa masuk dalam salah satu unit kegiatan Lembaga Kemahasiswaan atau sekolah-sekolah menengah tingkat atas. Kadang terdiri dari regu-regu kepanduan atau kelompok lintas desa khusus yang berasal dari sebuah yayasan, partai, ikatan keluarga mahasiswa, club ilmiah, asrama mahasiswa, dan lain-lain.

Aktivitasnya

  1. Pertemuan rutin seluruh anggota untuk menetapkan langkah dan membahas kondisi mereka.
  2. Mengatur kegiatan tsaqafiyyah seperti: ceramah, seminar, dan lain-lain.
  3. Membentuk kelompok jurnalistik, teater, dan ketrampilan lain.
  4. Merencanakan dan mengatur aktivitas lintas desa dan perkemahan yang di dalamnya para anggota dapat saling berinteraksi secara penuh, melatih kemampuan dan ketrampilan mereka dan diarahkan secara langsung dan melalui keteladanan.
  5. Menyusun dan mengatur pelatihan manajemen, kepanduan, ketrampilan, politik, sosial, dan lain-lain.
  6. Menyusun dan mengatur pengiriman regu -regu untuk memberikan pelayanan, penyadaran, penyebaran fikroh, akhlaq karimah, dan membantu lembaga-lembaga pendidikan.
  7. Pelayanan umum untuk masyarakat lewat regu/kelompok kerja sosial, kesehatan (kedokteran), kebersihan, pendidikan dan politik.