Meneladani Upaya Para Shahabat Menggapai Surga

Tak ada satupun manusia di dunia ini yang menginginkan kerugian atau kegagalan. Sebaliknya, pasti mendambakan kesuksesan. Dalam Islam, indikator hidup sukses seseorang yang hakiki tidaklah diukur dari harta, pangkat dan kedudukan di dunia, melainkan apakah ia masuk surga atau tidak saat di akhirat kelak. Hal ini tercermin dalam QS Ali Imran 185. “…Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka, dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan.”

Saat kita meyakini bahwa sukses hidup yang hakiki adalah masuk surga, maka kita haruslah berusaha untuk menggapainya dengan segala daya upaya serta pengorbanan. Salah satu usaha itu adalah dengan meneladani para Shahabat terdahulu yang hidup bersama rasul. Kenapa para Shahabat? Karena para Shahabatlah orang yang paling tahu dan jujur bagaimana mendapatkan surga. Sehinggga saat kita meneladaninya, maka kita tidak akan tersesat. Begitu pula, saat Allah Subhanahu Wa Ta’ala menggambarkan sifat-sifat calon penghuni surga dalam ayat-ayat Al Quran, maka yang dimaksudkan adalah sifat para Shahabat. Karena saat Al Quran turun, hanya para Shahabat-lah yang beriman kepada Nabi.

Lalu, apa sajakah upaya para Shahabat untuk menggapai surga dan kita perlu meneladaninya? Salah satunya adalah sebagai berikut:

1. Shahabat Selalu Membangun Iman dan Amal Shalih

Al Quran menyebutkan, syarat utama masuk surga adalah iman dan amal shalih. Para Shahabat sehari-harinya disibukkan dengan upaya memprioritaskan iman dan amal shalih. Ada ungkapan yang terkenal, “Duduklah bersama kami agar kami beriman sesaat.”

Saat kita mengidamkan surga, maka iman haruslah menjadi guru dan komandannya. Apapun profesi kita. Baik sebagai guru, politikus, pengusaha, dan lain sebagainya. Seluruh aktivitas haruslah menjadi aset akhirat, berangkat dari mendahulukan iman dan amal shalih.

2. Shahabat Cepat Merespon Panggilan Allah dan Rasul-Nya

Para Shahabat adalah manusia biasa seperti kita. Mereka berkumpul bersama keluarga. Namun saat panggilan Allah dan Rasul datang (shalat, jihad, zakat, dakwah, menuntut ilmu, dll) mereka cepat memenuhinya. Sifat mereka tercermin dalam QS al-Anfal 24.

“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu..”

Dikisahkan dalam sejarah, ada seorang Shahabat berada di rumah bersama istrinya. Tiba-tiba ia mendapat panggilan jihad. Tanpa berpikir panjang, ia lompat dari tempat tidur dan berangkat sembari membawa pedang dan baju perang. Ia tidak sempat ‘mandi besar’ sampai ia meninggal dalam peperangan.  Ia diabadikan sebagai Shahabat yang dimandikan oleh malaikat.

3. Shahabat Selalu Terdepan Dalam Kebaikan

Banyak orang berbuat kebaikan, namun Shahabat selalu berusaha di garda terdepan. Sifat ini tercermin dalam QS At Taubah 100.

“Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk islam) di antara orang-orang muhajirin dan ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnua selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.”

Para Shahabat berusaha maksimal di garda terdepan dalam kebaikan. Tujuannya bukanlah ambisi menjadi penguasa, namun karena mereka memahami orang terdepan dalam kebaikan dan diikuti orang lain akan mendapat pahala lebih dari Allah.

Dalam kisah Perang Tabuk. Umar bin Khatab bergegas datang kepada rasul menyerahkan separuh harta bendanya. Ia menginginkan sebagai yang pertama dan tidak mau kalah dari Abu Bakar. Namun, selang berikutnya Abu Bakar pun datang menyerahkan semua hartanya.

4. Shahabat Berhijrah dan Jihad di Jalan Allah

Para Shahabat rela berkorban jiwa dan harta benda, demi berhijrah mempertahankan aqidah dan menyebarkan risalah islam. Dalam sejarah banyak peristiwa hijrah yang diikuti para Shahabat yakni, hijrah Mekah-Madinah, Thaif, Syam, Mesir, Persia Iran, dan lain-lain. Teladan bagi kita, dianjurkan berhijrah dan jihad sesuai syariat Islam. Hijrah dan Jihad bisa bermakna fisik maupun maknawi. Fisik bermakna perang, sementara maknawi meninggalkan apa yang dilarang agama dan bersungguh-sungguh menjalankan kebaikan.

5. Shahabat Selalu Menjaga Istiqamah dalam Keimanan

Para Shahabat adalah mereka yang berkomitmen terhadap ajaran islam di mana dan kapanpun berada. Tidak hanya di mesjid, namun dalam seluruh kehidupannya. Konsistensinya berakhir sampai ia meninggal dunia.  Sifat ini tercermin dalam QS Al Fushshilat 30.

”Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ”Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata),”Janganlah kamu merasa takut, dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”

6. Shahabat Selalu Memenuhi Janjinya kepada Allah

Hidup pada hakikatnya adalah janji atau transaksi antara hamba dengan Tuhan-Nya, untuk berjuang di jalan Allah meskipun dengan pengorbanan yang mahal baik jiwa maupun harta. Dan Shahabat adalah mereka yang memenuhi janji ini. Allah Subhanahu Wa Ta’ala menggambarkan sifat mereka dalam QS At Taubah 111, “Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai janji) yang benar dari Alloj di dalam Taurat, InjilN dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itu kemenangan yang agung.” 

7. Shahabat Selalu Dimonitor oleh Murabbi

Nabi selalu memonitor para Shahabat. Nabi senantiasa menanyakan, siapa yang hapal Al Quran, siapa yang ber-shadaqah, siapa yang tidak shalat berjamaah, dan lain-lain. Ini mencerminkan bahwa dalam upaya menggapai surga haruslah ada sistem kontrol untuk menjaga semangat keislaman. Banyak cara untuk menciptakan sistem kontrol ini misalnya ikut pengajian dan dekat dengan orang-orang shalih.

Kajian Minggu, 14 Mei 2011

Mesjid Darussalam Kota Wisata