Mereka Bertanya
Ada banyak pertanyaan dari saudara-saudara kami yang kami cintai dengan sepenuh hati, kami wakafkan kepadanya segenap potensi kami, bahkan harta dan jiwa kami untuk kebaikan dunia dan akhirat mereka, kami melebur berikut harta dan jiwa kami dalam tujuan besar itu; semua demi membahagiakan umat dan saudara-saudara kami. Di jalan panjang itu kami lupakan segala kesenangan, bahkan terkadang untuk anak-anak kami sendiri sekalipun.
Saya berharap bahwa mereka yang bertanya-tanya itu suatu saat akan mengetahui betapa kesungguhan pemuda-pemuda Ikhwanul Muslimin; mereka begadang ketika semua orang tertidur lelap, mereka gelisah di saat semua orang lengah. Lihatlah, seorang dari mereka duduk bekerja, berijtihad, dan berpikir keras di kantornya sejak sore hingga larut malam. Dalam hari-hari di sepanjang bulan ia terus melakukan itu. Sampai ketika akhir bulan tiba, ia pun mengumpulkan pendapatannya untuk kemudian menginfakkannya bagi jamaah dan dakwahnya. Ia menjadikan hartanya sebagai sarana mencapai tujuan suci dakwah ini. Seakan-akan lisannya yang suci hendak berkata, kepada kaumnya yang tidak pernah mengetahui betapa besar pengorbanannya, “Tak ada ganjaran yang kuharap, dari kalian. Aku hanya mengharap pahala dari Allah.”
Dengan ini kami sama sekali tidak bermaksud mengekspos kebaikan itu kepada umat kami. Kami berlindung kepada Allah dari yang demikian. Kami adalah berasal dari mereka dan ada untuk mereka. Pengorbanan ini adalah bagian dari pendekatan yang kami lakukan agar mereka berkenan menerima dakwah dan seruan kami.
Dari Mana Sumber Dana?
Saudara-saudara yang kami cintai itu -yang memantau perkembangan Ikhwanul Muslimin secara teliti dan berkesinambungan- bertanya, “Dari mana sumber dana yang kami pakai untuk dakwah yang telah meraih sukses demikian besar ini, sementara kondisi ekonomi sedang sulit dan jiwa-jiwa manusia sedang pelit?”
Saya senang untuk mengatakan kepada mereka bahwa dakwah-dakwah agama bertumpu pada iman dan aqidah, sebelum harta dan kekayaan dunia yang fana. Di mana ada seorang Mukmin yang benar, di situ akan selalu ditemukan seluruh sarana menuju sukses. Sebenarnya dana kami tidak terlalu banyak. Setiap anggota ikhwanul Muslimin selalu menyisihkan anggaran belanja keluarga untuk dakwah, dengan mengirit sesederhana mungkin dalam pemenuhan kebutuhan pokok bagi keluarga dan anakanaknya.
Mereka melakukan itu dengan senang hati dan penuh kemurahan. Bahkan seseorang di antara mereka sering berharap untuk memiliki lebih banyak lagi harta, agar ia dapat menginfakkannya. di jalan Allah dengan lebih banyak pula. Dan jika seseorang di antara mereka tidak menemukan harta untuk diinfakkan, mereka akan berbalik dengan air mata bercucuran disebabkan kesedihan yang amat dalam karena tidak menemukan sesuatu yang dapat mereka infakkan.
Namun alhamdulillah, dengan dana yang sedikit -tapi dengan kebesaran iman dia telah menjadi sarana meraih kesuksesan bagi hamba-hamba Allah yang senantiasa beribadah dan bekerja dengan penuh kejujuran dan kesungguhan. Dan sesungguhnya Allah, Dzat yang memiliki segala sesuatu akan memberkahi satu Qirsy (mata uang Mesir) dari Qirsy-qirsy yang diinfakkan oleh anggota Ikhwanul Muslimin.
“Allah akan memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.” (Al Baqarah: 276)
“Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan pahalanya.” (Ar Ruum: 39)