Da’i yang syahid, 1361-1402 H./1941-1981 M.
Tempat, Tanggal Lahir, dan Masa Kecil Nizar Ahmad Shabbagh
Nizar Ahmad Shabbagh lahir 15 Juli 1941 di Kota Himsh, Suriah. Belajar di Sekolah Ibtida’iyah, I’dadiyah (setingkat SMP), dan Tsanawiyah (setingkat SMU) di kota kelahirannya. Kemudian belajar langsung pada Syaikh Abdul Aziz ‘Uyunus Sud dan Syaikh Abdul Ghaffar. Ia bergabung dengan Jamaah Ikhwanul Muslimin sejak belajar di tingkat SMU di Himsh.
Tahun 1963, setelah terjadi revolusi partai Ba’ts, Nizar Ahmad Shabbagh ditangkap dan dipenjara. Keluar dari penjara, ia aktif dalam kegiatan keislaman, lalu pergi ke Mesir untuk kuliah di perguruan tinggi dan masuk Fakultas Teknik Sipil Universitas Kairo. Tapi beberapa bulan kemudian ia dipulangkan ke tanah airnya atas desakan intelijen Mesir, tahun 1965.
Beberapa saudara seperjuangan mengusulkan Nizar Ahmad Shabbagh pergi ke Spanyol. Tahun 1967, ia berangkat menuju Spanyol dengan harapan dapat kuliah di Fakultas Farmasi, Universitas Granada. Setibanya di Spanyol, ia memilih aktif di kegiatan keislaman, hingga tidak sempat memikirkan kuliah.
Nizar Ahmad Shabbagh aktif berdakwah di kalangan mahasiswa Arab dan kantor-kantor dakwah di tengah masyarakat Spanyol. Ia orang pertama yang mampu mengenalkan eksistensi Umat Islam di Spanyol setelah runtuhnya benteng terakhir negara Islam di Andalusia tahun 1492. Ia juga berhasil mendirikan Himpunan Mahasiswa Muslim pertama kali di Spanyol.
Nizar Ahmad Shabbagh mewakafkan seluruh potensinya untuk membangun pusat-pusat kegiatan Islam, masjid, dan mendidik generasi secara Islami. Ia juga berhasil mendirikan kantor penerjemahan dan penerbitan yang berhasil menerbitkan tiga belas buku berbahasa Spanyol. Buku terakhir yang diterbitkan adalah Hayatu Muhammad.
Awal Perkenalanku dengan Nizar Ahmad Shabbagh
Awal perkenalanku dengan Al Akh Asy Syahid Nizar Ahmad Shabbagh terjadi tahun 1960-an. Ketika itu, ia kuliah di Fakultas Farmasi dan aktif berdakwah di kalangan mahasiswa Arab dan kantor-kantor dakwah di Spanyol.
Melalui upayanya, Allah melimpahkan kebaikan yang banyak kepada masyarakat Spanyol. Berkat karunia Allah dan bantuan sebagian mahasiswa Arab, ia berhasil menyatukan barisan Pemuda Islam, terutama para mahasiswa, mendirikan pusat-pusat kegiatan Islam, mengadakan muktamar, seminar, perkemahan, daurah, menyampaikan ceramah, dan khutbah, serta mendirikan beberapa masjid di berbagai daerah.
Nizar Ahmad Shabbagh berdomisili di Granada dalam kurun waktu yang lama. Tahun 1978 pindah ke Barcelona untuk bertugas sebagai khatib Jum’at di pusat kegiatan Islam di kota itu. Jamaah yang ikut shalat di markas ini adalah mahasiswa dan kaum muslimin yang tinggal di sekitar markas, baik bangsa Spanyol maupun lainnya.
Khutbah Nizar Ahmad Shabbagh yang berapi-api menggerakkan emosi, memompa semangat, dan menyadarkan para jamaah. Uraian khutbahnya banyak berisi tentang kondisi kaum muslimin kontemporer; kondisi mereka yang senantiasa mendapatkan beragam tekanan para durjana dan penguasa zalim yang siang malam membuat makar terhadap Islam, kaum muslimin, memerangi dai, tokoh pergerakan, dan tentara Allah Ta’ala. Juga berisi seruan kepada kaum muslimin agar bersungguh-sungguh dalam menentang kelompok batil dan boneka barat maupun timur.
Sifat-Sifat Nizar Ahmad Shabbagh
Nizar Shabbagh orang tegar, pemberani, memiliki kekuatan argumentasi, dan tidak pernah kenal menyerah. Peristiwa-peristiwa besar justru menambah kekuatan, ketegaran, kekokohan, dan keberaniannya.
Ketika para pemuda asing yang mendapatkan kesulitan meminta bantuan, ia segera memberikan bantuan kepada mereka, meneguhkan hati mereka, mencurahkan harta dan tenaga untuk memenuhi kebutuhan mereka, menghilangkan kesulitan mereka, dan menyingkirkan kesulitan yang mereka hadapi. Itu semua ia lakukan dengan ikhlas dan tawakkal kepada Allah. Beliau juga meminta bantuan saudara-saudaranya yang lebih berpengalaman di medan dakwah, memakan asam garam kehidupan, dan lebih awal tinggal di Spanyol. Mereka semua figur-figur tulus yang berjuang untuk Islam melalui aktivitas, ilmu, akhlak, dan perilaku. Di malam hari, mereka ibarat pendeta yang khusyuk bermunajat kepada Allah. Sedang siang harinya, mereka ibarat pasukan penunggang kuda yang gagah berani. Mereka menerapkan Islam secara menyeluruh dan menyampaikannya kepada manusia.
Karya Ilmiah dan Dakwah Nizar Ahmad Shabbagh
Nizar Shabbagh penyeru kebenaran di Spanyol, pembawa amanah dakwah Islam, dan sosok pemimpin yang istimewa. Ia sangat berjasa dalam penyebaran buku-buku berbahasa Spanyol dan menerjemahkan makna Al Qur’an ke bahasa Spanyol. Ia juga menerjemahkan hadits dan Sirah Nabawiyah ke bahasa Spanyol. Melalui kedua tangannya, banyak orang memeluk agama Islam, baik bangsa Spanyol maupun dari lainnya, laki-laki maupun wanita, pemuda maupun orang tua. Sehingga terbentuklah komunitas Islam di tengah-tengah Spanyol. Namun, upayanya belum begitu tuntas, karena mati syahid menghampirinya.
Kami sangat berbahagia bertemu kaum muslimin Spanyol. Saat berkunjung ke negara-negara Arab, mereka menceritakan jasa-jasa Asy Syahid Nizar Shabbagh dalam membimbing mereka ke jalan yang lurus, yaitu jalan Islam yang benar dan terang.
Nizar Ahmad Shabbagh berperan aktif dalam penyelenggaraan muktamar Islam, baik di Spanyol, Eropa, negara-negara Arab, maupun negara-negara Islam. Ia menyuarakan kebenaran dengan lantang, memberikan solusi bagi persoalan umat Islam kontemporer berlandaskan Al Qur’an dan As Sunnah. Ia aktif menjadi anggota organisasi mahasiswa Islam Internasional, Organisasi Pemuda Islam Internasional (WAMI), Rabithah Alam Islami, dan lembaga-lembaga Islam Internasional lainnya.
Nizar Ahmad Shabbagh juga punya jasa besar dalam menyemarakkan aktivitas keislaman di Afrika Utara, terutama di Maroko, Aljazair, dan Eropa secara umum. Kiprahnya membuat pemimpin zalim merasa gerah, sehingga membuat konspirasi untuk menghentikan jihadnya.
Peristiwa Syahid Nizar Ahmad Shabbagh
Penjahat tidak hanya berupaya menghentikan jihad Nizar Ahmad Shabbagh, dan berkali-kali mencoba membunuhnya. Akhirnya, pada siang hari bolong di depan kantornya di Barcelona, ia jatuh berlumuran darah. Namanya pun tercatat di buku catatan syuhada, bersama syuhada yang mendahuluinya. Peristiwa itu terjadi hari Sabtu, 22 November 1981. Kantor-kantor berita lokal dan internasionalpun menyiarkan berita syahidnya melalui radio, majalah, dan surat kabar. Bersamaan itu, muncullah tuduhan yang mengarah kepada pembunuh bayaran yang dibiayai kedutaan besar Spanyol.
Tanggal 25 November 1981, jenazah Nizar Ahmad Shabbagh dibawa ke Granada dan dikebumikan di Qashril Hamraa dekat Jannatul Arif yang menjadi tempat peristirahatan kaum muslimin. Perkuburan ini juga menampung pemikir Islam keturunan Austria, Muhammad Asad.
Pelayat yang menghadiri pemakaman sedemikian banyak. Mereka datang dari berbagai penjuru; terdiri dari utusan kantor-kantor dakwah, jamaah-jamaah Islam, negara-negara Eropa, negara-negara Arab, dan kaum muslimin yang tinggal di Spanyol, baik sebagai mahasiswa maupun pekerja.
Perlu diketahui, proses syahid Nizar Ahmad Shabbagh terjadi saat ia menuju ke Pusat Kegiatan Islam Barcelona, untuk melanjutkan kajian pekanan yang bertema Mati Syahid dan Kedudukan Orang yang Mati Syahid dalam Islam. Ini kabar gembira yang membahagiakan kaum Mukminin.
Nizar Ahmad Shabbagh berbaiat bersama Ustadz Asy Syahid Kamaluddin Sananiri. Allah menghendaki Nizar Shabbagh syahid beberapa hari setelah syahidnya Ustadz Sananiri, Nopember 1981. Semoga keduanya dipertemukan di surga seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
Semoga Allah merahmati saudara kita, Nizar Shabbagh, dan menyerahkannya bersama para nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang yang shalih. Sebab mereka sebaik-baik teman.