Pandangan Ulama Salafi Arab Saudi Tentang Jama’ah Ikhwanul Muslimin

بسم الله الرحمن الرحيم

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوُلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا، أَمَّا بَعْدُ.

Segala puji hanya milik Allah. Kami memuji-Nya, meminta pertolongan-Nya dan memohon ampun kepada-Nya, serta berlindung kepada-Nya dari keburukan jiwa kami dan kejelekan perbuatan-perbuatan kami. Siapa yang diberi hidayah oleh Allah maka tidak ada yang mampu menyesatkannya, dan siapa yang disesatkan oleh Allah maka tidak akan ada yang dapat memberinya hidayah. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya. Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam-Nya kepada Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.

Amma Ba’du,

Sungguh Allah Ta’ala telah berfirman, Dan berpegang teguhlahlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai… (QS. Ali ‘Imraan: 103)

Firman Allah Ta’ala, Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar. (QS. Al-Anfaal: 46)

Perbedaan dalam memahami syariat agama Islam yang lurus ini pasti terjadi setelah meninggalnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam seiring dengan banyaknya peristiwa yang tidak ada pada masa beliau masih hidup. Allah Ta’ala telah menuntun kita dalam menyikapi sebuah perbedaan yakni dengan mengembalikan semuanya kepada Al-Qur`an dan hadits seperti yang disebutkan dalam firman-Nya, Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisaa`: 59)

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga pernah bersabda, “Aku telah meninggalkan dua perkara yang mana kalian tidak akan pernah tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yakni Kitabullah (Al-Qur`an) dan sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik)

Ayat dan hadits di atas secara gamblang menyatakan bahwa dalil utama dalam urusan agama adalah Al-Qur`an dan hadits. Perbedaan pendapat dalam memahami teks ayat dan hadits juga biasa terjadi di kalangan ulama sehingga lahirlah beragam madzhab fikih seperti mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Para ulama tersebut sangat menghormati ulama lain yang berbeda pendapat dengan mereka dan tidak fanatik terhadap pendapat pribadi. Sikap fanatik yang berlebihan berasal dari pengikut ulama tersebut sehingga sampai pada tingkatan memalsukan hadits untuk membenarkan mazhabnya.

Di zaman sekarang hal yang sama juga terjadi. Banyak kelompok yang mengklaim merekalah yang paling benar dan kelompok lain itu salah. Di antara contohnya adalah Jama’ah Ikhwanul Muslimin dengan Salafi. Sebenarnya masing-masing tokoh dari dua kelompok ini saling menghormati tapi sebagian pengikutnya yang fanatik terhadap kelompok tersebut.

Di sini penulis tidak bermaksud apa-apa selain memberikan pencerahan tentang sikap para Ulama Salafi Arab Saudi terhadap Jama’ah Ikhwanul Muslimin Mesir. Berikut adalah kutipan dari Kumpulan Fatwa Komite Tetap Riset Ilmiyah dan Fatwa, Jilid 3: Akidah, terbitan Darul ‘Ashimah, Riyadh, Kerajaan Arab Saudi.

Fatwa nomor 4161 hal. 236

Pertanyaan: Apakah setiap muslim wajib bergabung dengan satu kelompok Islam dan harus mempunyai seorang amir Jama’ah (pemimpin kelompok), padahal ini akan membuat kaum muslimin berpecah-belah dan membuat mereka berselisih sebagaimana firman Allah Ta’ala,Dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar.” (QS. Al Anfaal: 46)

Jawaban: Kewajiban seorang muslim adalah mengikuti ajaran yang ada di dalam Kitabullah Al Quran dan Sunnah Rasul-Nya Shallallahu Alaihi wa Sallam berupa perkataan, perbuatan dan keyakinan (ideologi), mencintai karena Allah, membenci karena Allah, menolong karena Allah dan memusuhi karena Allah, serta berusaha untuk menjadi orang yang paling dekat dengan kebenaran sebatas kemampuannya.
Fatwa nomor 620, halaman 237

Pertanyaan: Di dunia Islam sekarang terdapat banyak kelompok dan tarikat-tarikat sufi, seperti Jama’ah Tabligh, Ikhwanul Muslimin, Assiniyyin, Syi’ah. Manakah jama’ah (kelompok) yang benar-benar menerapkan Kitabullah dan Sunnah Rasul?

Jawaban: Jama’ah (kelompok) Islam yang paling dekat dengan kebenaran dan berusaha untuk mengaplikasikannya termasuk Ahlussunnah yaitu Ahlul Hadits, Ansharus Sunnah, Ikhwanul Muslimin.

Secara global, semua kelompok tersebut dan kelompok yang lainnya mempunyai kesalahan dan kebenaran, engkau harus bekerjasama dengan kelompok tersebut dalam hal-hal yang benar dan menjauhi hal-hal yang salah di samping tetap menasehati dan bekerjasama dalam kebaikan dan ketakwaan.

Fatwa nomor 6282 halaman 238

Pertanyaan: Jama’ah atau kelompok yang ada sekarang seperti Ikhwanul Muslimin, Jama’ah Tabligh, Jama’ah Ansharussunnah Muhammadiyah, Jam’iyah Syar’iyah, Salafi, dan kelompok yang menamakan diri mereka Takfir dan Hijrah, semua kelompok ini dan juga kelompok lainnya ada di Mesir. Yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana sikap seorang muslim terhadap kelompok-kelompok tersebut? Apakah hadits yang diriwayatkan Huzdaifah Radhiyallahu Anhu termasuk dalam hal ini? yaitu hadits yang berbunyi, “Maka jauhilah olehmu kelompok-kelompok itu walaupun kamu menggigit akar pohon sampai kamu mati dalam keadaan tersebut.” (HR. Muslim dalam kitab Shahih)

Jawaban: Dalam semua kelompok ini terdapat yang Haq dan Batil, begitu juga kebenaran dan kesalahan, sebagiannya ada yang lebih dekat kepada yang Haq dan kebenaran dan mempunyai manfaat yang lebih banyak daripada kelompok yang lain. Engkau harus bekerjasama dengan kelompok yang padanya terdapat kebenaran dan menasehati kelompok yang mempunyai kesalahan. Tinggalkanlah apa yang membuat kamu ragu dan ikutilah yang tidak membuat kamu ragu.

Fatwa nomor 7122

Pertanyaan: Di masa sekarang banyak terdapat jama’ah dan kelompok, semuanya mengklaim termasuk dalam Firqah Najiyah (Kelompok yang selamat), kami tidak mengetahui mana yang benar sehingga bisa kami ikuti. Kami harap Anda bersedia menunjuki kami perihal jama’ah (kelompok) yang lebih utama dan lebih baik sehingga kami mengikuti yang Haq (kebenaran) beserta dalil-dalil yang menguatkannya.

Jawaban: Semua jama’ah (kelompok) tersebut termasuk dalam kategori Firqah Najiyah (Kelompok yang selamat) kecuali jika ada kelompok yang melakukan hal-hal yang membuatnya dicap kafir dan mengeluarkannya dari pokok keimanan. Hanya saja tingkatannya berbeda-beda dari segi kekuatan dan kelemahannya sesuai dengan kebenaran yang mereka miliki dan amalan mereka dalam kebenaran tersebut, begitu juga kesalahan mereka dalam memahami dalil dan kesalahan dalam beramal. Kelompok yang lebih dekat kepada kebenaran adalah yang lebih mengutamakan dalil dalam pemahaman dan amalan. Oleh karena itu, engkau harus mengetahui titik pandang mereka, ikutilah yang mengikuti kebenaran dan berusahalah untuk selalu bersama mereka. Janganlah engkau meremehkan saudara sesama muslim sehingga engkau menolak kebenaran yang berasal dari mereka. Ikutilah kebenaran walaupun berasal dari lisan orang yang berbeda dengan engkau dalam beberapa permasalahan. Kebenaran adalah petunjuk orang mukmin, kekuatan dalil dari Al Quran dan Hadits (Al Kitab was Sunnah) merupakan hal yang memisahkan antara haq dan batil (kebenaran dan kesalahan).

Hanya Allah-lah pemilik hidayah, dan semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, keluarganya dan para sahabatnya.

Komite Tetap Riset Ilmiyah dan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia

Ketua: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Wakil Ketua: Abdur Razzaq Afifi

Anggota: Abdullah bin Gadyan

Anggota: Abdullah bin Qa’ud

 

Ditulis oleh hamba yang sangat mendambakan ampuan Tuhannya,

Yum Roni Askosendra