Pengantar ‘Menghilangkan Trauma Persepsi’

Bagaimana Membaca Buku Ini?

Buku di hadapan Anda ini adalah kumpulan taujih, arahan, dan bimbingan, yang disampaikan Ketua Majelis Syuro PKS, KH. Hilmi Aminuddin. Buku ini dirangkum dari berbagai kesempatan di mana beliau menyampaikan taujihatnya, di hadapan berbagai pihak, utamanya jajaran struktur dan kader Partai Keadilan Sejahtera.

Pada mulanya adalah kerja-kerja arsip dan dokumentasi yang sepertinya sangat teknis. Tapi sejatinya tidak sesederhana itu. Yang ada dalam buku ini merupakan kumpulan taujihat sejak tahun 1999 hingga tahun 2007, dan disampaikan di tempat-tempat yang berbeda. Itu pun belum semuanya.

Berbagai tema dibahas oleh KH. Hilmi Aminuddin, dari waktu ke waktu. Dan kumpulan taujihat ini menggambarkan sebuah bingkai yang sangat jelas tentang perjalanan dakwah PKS. Setidaknya itu yang dirasakan oleh semua kami di Sekretariat DPP PKS Bidang Arsip dan Sejarah, yang mendengarkan rekaman demi rekaman, membaca setiap tulisan, berulang-ulang. Sejak mentranskrip, mengoreksi ulang, mengedit. Lalu membacanya lagi secara keseluruhan untuk membuat klasifikasi tematik menjadi beberapa buku. Sepanjang itu, perasaan adanya bingkai yang jelas tentang arah dakwah PKS begitu mendalam.

Ada gambar besar (big picture) yang bisa diimajinasikan tentang dari mana dan akan ke mana PKS. Penyandarannya ke dasar keimanan. Keberpihakannya untuk kebaikan manusia. Dan perjalanannya adalah proses belajar tiada henti dalam proses pembinaan (tarbiyah).

Penyandarannya ke dasar keimanan. Segalanya dipulangkan kepada prinsip rabbaniyyah, berorientasi kepada Allah SWT, menggunakan celupan (sibghah) Allah, dengan ikhlas dan ketakwaan sebagai alat pembobotannya.

Keberpihakannya untuk kebaikan kemanusiaan. Berulang-ulang KH. Hilmi Aminuddin menyampaikan bahwa PKS adalah bagian dari masyarakat dan bangsa ini (nahnu minhum). Bekerja dan berjuang bersama mereka (nahnu ma’ahum), dan bahkan perjuangan dan segala jerih payah PKS adalah untuk kebaikan masyarakat, bangsa, dan kemanusiaan yang universal (nahnu lahum).

Seluruh perjalanannya adalah tarbiyah, suka atau dukanya, kalah atau menangnya. Sejak dari masa-masa fokus pada pembinaan (tarbiyah) individu, kemudian memutuskan untuk membuat partai, mengikuti pemilu dan tidak lolos electoral treshold (PK), hingga hari-hari ini di mana kesibukan dakwah PKS terus meluas hingga terlibat aktif membangun demokrasi yang bermartabat, serta turut serta dalam pengelolaan institusi negara, seluruhnya adalah proses penempaan dan pembinaan (tarbiyah) itu sendiri.

Semuanya dengan kesadaran penuh, bahwa eksistensi partai secara dakwah dan secara politik punya perbedaan yang sangat mendasar. Maka terkait dengan ini, KH. Hilmi Aminuddin menjelaskan tentang pentingnya memahami persyaratan minimal untuk eksis. Apa yang beliau istilahkan dengan nishabul baqo’. Nishab untuk bisa tetap ada. Atau dalam taujih yang lain, beliau menyampaikan Muqawiimat Istbatil Wujud (Pilar-pilar Penopang Eksistensi).

Vitalitas arahan buku ini bisa dirasakan pada pergulatannya menghadapi situasi di kala mana taujih itu disampaikan. Taujih kepada para anggota legislatif punya suasananya yang berbeda dengan taujih kepada para pengurus dan kader yang baru saja mendapati perolehan suara partainya tidak seperti yang diharapkan.

Uraian-uraian dalam taujihat ini, juga menggambarkan bahwa PKS memiliki landasan yang kokoh dalam soal prinsip, tetapi fleksibel dalam  aplikasi. Keduanya merupakan manhaj sangat penting bagi partai dakwah yang berjuang menyampaikan nilai-nilai, tapi di sisi lain juga harus memahami segala kondisi lingkungan yang mengelilinginya. Tidak banyak gerakan dakwah yang bisa menjaga ritme itu dengan baik, terlebih bila lingkungan yang mengitarinya rentan terhadap perubahan dan gejolak secara politik, ekonomi, dan keagamaan. Lebih lanjut, seperti dalam tema “Keunggulan Kader dan Godaan Penetrasi”(Bainattafawuq wal ikhtiraaqaat), nampak nyata bahwa kedua pilar tersebut –kokoh secara prinsip dan fleksibel secara aplikasi— merupakan guideline yang sangat penting untuk menciptakan keseimbangan PKS antara mengelola pertumbuhan internal dan menghadapi segala perkembangan eksternal.

Mengelola pertumbuhan internal dan menghadapi perkembangan eksternal tidaklah mudah. Gagal menumbuhkan akan berakibat kemandegan. Gagal menghadapi perubahan akan menyebabkan disorientasi. Itu tantangan terbesar hampir semua organisasi, yang profit maupun non profit. Pada dua dimensi ini KH. Hilmi Aminuddin memberi penekanan demi penekananyang sangat kuat, dengan setting masalah yang berbeda-beda. Dan, bisa dibilang, itulah benang merah yang merangkai keseluruhan taujihat dalam buku ini.

Klasifikasi tema dalam buku ini didasarkan pada pertimbangan titik tekan apa yang paling utama dalam arahan tersebut. Meskipun, dalam beberapa kesempatan, arahan itu saling bersinggungan  dan berkaitan. Kalaupun kadang ada pengulangan, tetap bisa diartikan sebagai sebuah pengingatan kembali. Seperti spirit Al-Qur’an, “Dan berilah peringatan, sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang beriman.”

Bagi sebagian pembaca, mungkin ada sedikit kesulitan dengan istilah-istilah Arab yang banyak ditemukan di buku ini. Tetapi biasanya, KH. Hilmi Aminuddin juga menjelaskan maksudnya pada kalimat berikutnya. Setidaknya arti umumnya bisa dipahami dari keseluruhan rangkaian kalimat demi kalimatnya. Begitu pun, disarankan, memang, buku ini dibaca tidak dengan buru-buru, tidak juga selesai seketika.

Pada akhirnya, kami berharap buku ini lebih dari sekedar arahan. Tapi juga sebuah misi pewarisan. Kadang, kerja-kerja arsip terjebak pada ‘mengubah benda hidup menjadi benda mati’. Peristiwa yang hidup, momen yang berkesan, bisa berubah menjadi data yang bisu manakala kerja pengarsipan hanya berhenti pada mengoleksinya, merapikan, mengklasifikasi, lalu meletakkannya ke dalam rak-rak besi atau folder digital. Kami berusaha tidak seperti itu. Kami mencoba mengubah benda-benda arsip menjadi sejarah yang hidup dan memberi inspirasi. Maka bersama buku ini juga diterbitkan buku lainnya, Bingkai Dakwah di Jalur Politik. Dua buku lagi insyaAllah segera meyusul, yaitu Antara Ekspansi dan Konsolidasi serta Nasehat-nasehat Kesabaran.

Dalam konteks kepartaian di Indonesia, ada rasa syukur tersendiri ketika beberapa waktu lalu DPP PKS diundang menjadi pembicara dalam sebuah seminar “Penyelamatan Arsip Partai Politik dalama Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”, yang diadakan oleh Arsip Nasional. Ada apresiasi yang sangat menggembirakan dari pihak Arsip Nasional, bahwa PKS termasuk paling maju dalam hal menjadi partai yang peduli dengan arsip dan sejarahnya. Sebab, kearsipan partai punya kontribusi tersendiri bagi proses pembangunan bangsa. Mudah-mudahan ini langkah awal untuk terus menjadi –seperti istilah KH. Hilmi Aminuddin dalam buku ini—shahibul mubadarah (pemegang inisiatif) hingga masa-masa mendatang.

Jazakumullah khairan katsiiran kami sampaikan kepada KH. Hilmi Aminuddin yang memberi izin telah dan arahan untuk diterbitkannya taujihat beliau. Juga kepada Sekretaris Jenderal PKS, Anis Matta, yang telah memberikan kepada Bidang di bawahnya, Bidang Arsip dan Sejarah, keleluasaan dan dukungan untuk terus menjahit makna-makna di balik perjalanan panjang PKS.

Bila perjalanan PKS itu ibarat bepergian, buku ini adalah bekal, sekaligus penunjuk arah. Bekal memberi kenyamanan. Arah memberi keyakinan akan sampai ke tujuan. Tetapi sesudah itu, bepergian tetap punya tabiatnya sendiri, antara lain, seperti kata Umar, assafaru yusfiru akhlaqarrijaal, bepergian itu menguliti apa yang tersembunyi dari kepribadian dan akhlak kita.

Di situlah kesadaran PKS tetaplah kumpulan manusia yang juga punya salah, bisa menjadi penetralisir atas segala hal yang mungkin bisa menyeret kader PKS menjadi perfectionist, atau berlebih-lebihandalam membangun harapan dan memupuk rasa percaya diri.

Dari perspektif itu semua, siapapun yang merasa turut serta dalam gerbong besar PKS, para pengurusnya, kader atau simpatisannya, pendukung maupun peminatnya, harus mengayunkan langkah, menembus segala medan amal. Sesudah itu segalanya berpulang kepada kuasa Allah yang Maha Adil dalam memberikan hasil.

Berbahagialah orang-orang yang memilih jalan dakwah ini, dengan dilandasi keyakinan iman yang teguh, argumentasi fikriyah yang mencerahkan, kebersamaan persaudaraan yang saling melengkapi, dan kesabaran yang selalu menyemangati.

Jakarta, 21 Januari 2008

Sekretariat Jenderal DPP PKS Bidang Arsip dan Sejarah

Nur Hasan Zaidi

Ahmad Zairofi AM

About Redaktur

https://slotjitu.id/ https://adslotgacor.com https://adslotgacor.com/bandar-togel-online-4d-hadiah-10-juta https://linkslotjitu.com/ https://slotgacor77.id https://slotjudi4d.org/slot-gacor-gampang-menang https://slotjudi4d.org/ https://togelsgp2023.com https://s017.top https://slotjitugacor.com/