4. Perlengkapan Pergerakan Islam
Al Imam Asy Syahid telah mengisyaratkan perlengkapan yang diperlukan oleh pergerakan Islam. Beliau mengatakan, “Sarana kita adalah sarana yang digunakan oleh para salafusaleh terdahulu dan senjata yang digunakan oleh pemimpin dan teladan kita, Muhammad, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan para sahabat beliau dalam memerangi dunia, sekalipun jumlah mereka sedikit, sumber daya mereka sedikit, sedangkan pekerjaan sangat besar. Itulah senjata yang akan kita bahwa untuk memerangi dunia kembali.”
Perlengkapan dan senjata mereka tersebut adalah :
a. Mereka telah memiliki keimanan yang paling mendalam, kuat, suci, dan kekal, meyakini adanya Allah serta pertolongan dan bantuan-Nya.
Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu. (Al Imran : 160)
b. Meyakini jalan yang mereka tempuh serta keistimewaan dan kebaikannya.
Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan. (Al Maidah : 15-16)
c. Meyakini persaudaraan serta hak-hak dan kesakralannya, “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara…”
d. Meyakini agung dan besarnya pahala.
…yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan, dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyianyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. (At Taubah : 121)
e. Meyakini akan diri mereka sendiri. Mereka adalah jamaah yang dipilih oleh takdir Allah untuk menyelamatkan alam semesta dan telah ditetapkan bagi mereka keutamaan dengan hal itu. Mereka adalah sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia.
Mereka telah mendengar penyeru yang mengajak kepada keimanan, lantas mereka beriman. Kita berharap kiranya Allah menjadikan kita mencintai keimanan ini dan menghiasinya di hati kita, sebagaimana Ia telah menjadikan mereka mencintai keimanan dan menjadikan keimanan tersebut indah di hati mereka. Jadi, iman adalah perlengkapan kita yang pertama.
Kemudian perlengkapan kita yang lain adalah Jihad fi Sabilillah.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam, para sahabat, dan salafusaleh terdahulu telah mengetahui dengan pengetahuan yang paling benar dan mendalam bahwa dakwah mereka tidak akan mendapatkan kemenangan kecuali dengan jihad dan pengorbanan, serta kesediaan mendermakan diri dan harta. Karena itu, mereka menyediakan diri dan memberikan nyawa mereka, berjihad di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.
Mereka mendengarkan seruan Ar Rahman, Katakanlah, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (At Taubah : 24)
Mereka mematuhi seruan ini, membebaskan diri dari semuanya dengan sukacita dan senang hati, serta bergembira dengan perdagangan yang telah mereka lakukan dengan Allah.
Salah seorang dari mereka menjemput kematian seraya berteriak, “Berlari menuju Allah tanpa bekal.”
Salah seorang dari mereka memberikan seluruh hartanya seraya mengatakan, “Saya tinggalkan untuk keluargaku, Allah dan Rasul-Nya.”
Dengan memanggul sebuah pedang, terlintas sebuah tekad dalam benak seseorang,
“Aku tidak peduli, ketika aku terbunuh sebagai Muslim
Pada sisi mana pun, kematianku adalah karena Allah.”
Demikianlah keadaan mereka. Mereka tulus dalam berjihad, rela mengorbankan sesuatu yang besar dan agung. Demikian pulalah kita akan berusaha mengikuti jejak mereka.