Perintah Berjalan

Saya akan mengajak Anda mengaji, tadarus ayat-ayat Allah. Benar-benar mengaji. Saya mengutip banyak sekali ayat-ayat Al Qur’an sebagai sumber motivasi kita untuk melakukan perjalanan.

Menyenangkan sekali menjadi muslim, karena untuk melakukan sebuah perjalanan saja ada perintahnya dalam Al Qur’an. Bukan hanya perintah shalat, puasa atau haji, namun juga perintah berjalan. Coba kita mulai tadarus ayat-ayat tersebut:

Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)” (Ali Imran : 137).

Katakanlah: Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu” (Al An’am : 11).

Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)” (An Nahl : 36).

Katakanlah: “Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa” (An Naml : 69).

Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Al Ankabut : 20).

Ayat-ayat di atas berbentuk perintah untuk berjalan di muka bumi dengan tujuan untuk mengambil hikmah, ibrah, pelajaran, spirit dari kisah-kisah kemanusiaan. Terbentang ayat-ayat kauniyah di alam semesta yang amat luas, tersedia berbagai pelajaran dan hikmah kehidupan dalam setiap kelompok masyarakat di muka bumi, terdapat spirit dalam sejarah kehidupan manusia dari zaman ke zaman.

Selain perintah berjalan, terdapat pula beberapa ayat dalam bentuk pertanyaan, yang juga berkonteks menyuruh manusia berjalan:

Dan apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka, sedangkan orang-orang itu adalah lebih besar kekuatannya dari mereka? Dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi” (Fathir : 44).

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada” (Al Hajj : 46).

Maka tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka (kaum musyrikin) berapa banyaknya Kami membinasakan umat-umat sebelum mereka, padahal mereka berjalan (di bekas-bekas) tempat tinggal umat-umat itu? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal” (Thaha : 128).

Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi sehingga mereka dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka; Allah telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima (akibat-akibat) seperti itu” (Muhammad : 10).

Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah” (Mukmin: 21).

Maka apakah mereka tiada mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Adalah orang-orang yang sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka” (Mukmin: 82).

“Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebihkuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri” (Ar Rum: 9).

Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)” (Ar Rum: 42).

Ternyata amat banyak pertanyaan yang dilontarkan Al Qur’an sebagai motivasi agar manusia melakukan perjalanan di muka bumi untuk mendapatkan berbagai pelajaran berharga. Inilah salah satu cara mengaji, selain mengaji ayat-ayat Al Qur’an, juga mengaji dari kejadian-kejadian kehidupan yang terhampar luas di seluruh penjuru bumi Allah.

Ayo berjalan……..!