Ramadhan Yang Bertabur Hikmah

Demikian banyak keistimewaan yang ada di dalam bulan Ramadhan ini. Andaikata tersingkap semua hikmah bagi manusia di depan matanya dengan telanjang, maka pastilah dia akan berharap sebelas bulan sisanya menjadi Ramadhan. Sederet keistimewaan bisa kita dapatkan dalam hadits-hadits Rasulullah yang secara gamblang menggambarkan apa yang ada dalam bulan suci ini.

Coba kita baca hadits berikut ini:

“Semua amal manusia untuknya, kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh hingga 700 kali. Allah berfirman, “Kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku akan membalasnya. Sebab ia meninggalkan syahwatnya, makanan dan minumnya karena Aku.” Orang yang berpuasa mendapatkan dua kegembiraan: kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan saat berjumpa Rabbnya. Sesungguhnya bau mulut orang yang puasa lebih harum di sisi Allah dibandingkan bau kesturi” (HR Bukhari Muslim)

Puasa demikian istimewa di mata Allah. Dia hargai puasa tanpa ada batas pahala. Allah akan membalasnya sesuai dengan kadar takwa yang dia persembahkan kepada Allah. Sesuai apakah puasa yang dilakukan seratus persen untuk Tuhannya atau karena hal lainnya. Allah memberi harga yang demikian mahal, bahkan sampai bau mulut mereka. Dia lebih harum dari minyak kesturi. Sebuah penghargaan yang sangat luar biasa. Sebuah nilai yang tiada tara. Puasa demikian spesial kedudukannya di sisi Allah.

Di bulan ini, doa-doa yang dipanjatkan pada Allah saat berbuka, tak lagi ditolak. Waktu berbuka menjadi sangat istimewa di bulan ini. Doa-doa yang terlontar dari mulut yang tidak lagi kotor dan belepotan dengan kata-kata keji dan munkar, menjadi demikian berharga di sisi Allah.

Doa mereka tidak akan tertolak. Doa mereka akan tembus menembus lapis-lapis langit menuju Sang Maha Pengabul doa.: “Sesungguhnya orang yang berpuasa saat berbuka memiliki doa yang tidak akan tertolak” (HR Ibnu Majah). Doa mereka menjadi demikian mujarab. Doa mereka menjadi demikian berbobot di sisi Allah.

Keistimewaan bulan ini terlihat dengan dibukanya surga Allah, ditutupnya neraka-Nya, dan dibelenggunya syetan-syetan. Allah memberi kesempatan bagi kaum muslimin untuk memburu surganya dan mengejar dengan kencang karunia-karunia-Nya yang ditaburkan sedemikian rupa di bulan Ramadhan.

Bulan Ramdhan adalah penghulu bulan-bulan lainnya. Karena, bulan ini adalah bulan merekahnya bunga ketaatan, semburatnya kedekatan pada Tuhan. Bulan ini adalah bulan ampunan, rahmah, dan keridhaan.

Orang-orang yang berpuasa akan menjadi tamu VIP surga, sehingga dia akan diperkenankan masuk secara khusus dari sebuah pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan. Dalam sebuah hadits ditegaskan, “Sesunggguhnya di dalam surga itu adalah sebuah pintu yang disebut Ar-Rayyan. Darinya orang-orang yang berpuasa akan memasuki surga dan tidak akan memasukinya kecuali orang yang puasa” (HR Bukhari – Muslim).

Kala orang-orang yang berpuasa masuk secara keseluruhan, maka pintu itu akan segera ditutup kembali, dan tertutuplah bagi siapa saja untuk memasukinya. Barang siapa yang masuk darinya, maka dia akan minum. Siapa yang minum, maka dia tidak akan haus untuk selamanya.

Ramadhan menjadi demikian spesial, karena Allah turunkan Al Quran yang mulia di bulan ini. Allah turunkan Kitab Suci petunjuk ini di bulan ini. Allah beri kesempatan kaum muslimin untuk memburu malam seribu bulan di bulan yang suci ini, dengan melakukan i’tikaf di mesjid-mesjid. Allah buka kesempatan agar manusia bisa menjadi laksana bayi yang baru dilahirkan ibunya, tatkala dia sukses melakukan puasa.

Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan ridha Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Barang siapa yang menghidupkan malam-malam Ramadhan karena iman dan mengharap ridha Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Muslim).

Terbuka lebar bagi kita semua untuk bersih dari dosa-dosa masa lalu kita. Kemudian, kita membangun gugus amal kita dengan lebih baik dan lebih indah. Kita hapus dosa-dosa kita dengan amAl amal mulia yang Allah perintahkan dan kita jauhi semua larangan Allah dengan sungguh-sungguh. Puasa akan menjadi perisai diri dari neraka, laksana seseorang yang memakai perisai saat berperang : “Puasa adalah perisai. Ia adalah benteng dari sekian banyak benteng kaum muslimin.” (HR Thabrani).

Bukti lain bahwa Ramadhan demikian istimewa adalah karena seseorang yang melakukan ibadah umrah pada bulan ini, sama dengan melakukan ibadah haji di bulan lain. Bahkan, Rasulullah juga menegaskan, “Seutama-utamanya sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan.” (HR Tirmidzi ).

Tak heran, jika Allah menjanjikan kepada setiap orang yang memberi buka pada orang yang puasa, dia akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala yang didapat oleh mereka yang puasa. Tanpa dikurangi sedikitpun pahala itu dari orang yang puasa. Puasa juga akan memberikan syafaat pada pelakunya di hari kiamat, Rosulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

“Puasa dan Al Quran akan memberikan syafaat bagi seorang hamba di hari Kiamat. Puasa akan berkata: Wahai Tuhanku, aku telah menghalanginya dari makan dan minum pada siang hari. Sedangkan Al Quran akan berkata: Wahai Tuhanku, aku telah mencegahnya dari tidur di malam hari, maka perkenankanlah syafaatku kepadanya. Maka syafaat keduanya diperkenankan”. (HR Ahmad).

Diantara sekian banyak yang mungkin bisa kita tangkap dan rasakan dari ibadah puasa adalah bahwa dia menjadi sarana pembersihan jiwa, latihan diri untuk menjauhi segala larangAn-Nya, melatih diri menyempurnakan ibadah kepada Allah semata. Puasa selain bisa membuat jasmani menjadi sehat, sebagaimana dikatakan oleh para dokter, ia juga bisa menjadikan aspek kejiwaan manusia mengungguli aspek materi. Unsur-unsu yang memiliki sifat-sifat kehewanan menjadi terkuburkan. Sebab, saat itu setiap pelaku biasa dilatih untuk sabar dan ikhlas hanya karena Allah.

Puasa akan membuat unsur tanah terkalahkan, sehingga dia tidak menjadi laksana binatang. Ruhnya menguasai dirinya, sehingga dia melambung tinggi menuju derajat para malaikat. Dalam puasa terdapat kemenangan ruh atas materi, akal dan pikiran atas nafsu syahwat. Puasa berfungsi mematahkan gelora syahwat dan mengangkat sisi nalurinya.

Puasa akan menajamkan rasa syukur nikmat kepada Allah. Saat dia lapar, dia akan merasakan bahwa kenyang demikian nikmatnya. Saat dia haus, dia akan merasakan betapa nikmatnya regukan air. Perasaan syukur nikmat ini menjalarkan kerja-kerja solidaritas dan empati yang demikian besar terhadap sesama.

Puasa memiliki sisi hikmah ijtimaiyyah. Karena pelaksanaan puasa Ramadhan akan mengajak pada kasih sayang, persamaan, lemah lembut antara seorang muslim dengan muslim lainnya.

Puasa juga akan melahirkan kecerdasan-kecerdasan dan kepekaan pikiran. Sehingga disebutkan, bahwa barang siapa yang membikin perutnya lapar, maka pikiran-pikirannya menjadi agung dan istimewa. Sementara itu, Lukman Al Hakim berkata kepada anaknya, “Wahai anakku jika perut telah penuh sesak, maka pikiran akan tidur lelap dan hikmah (sikap bijak) akan keruan dan tubuh akan menjadi demikian malas untuk beribadah.”

Maka sudah sangat pantas jika kita mengerti keistimewaan dan hikmah Ramadhan, jika kita semua bertekad bulat untuk menjadikan Ramadhan ini sebagai bulan zuhud, ta’abbud, berbuat kebajikan terhadap orang-orang yang fakir dan miskin. Jadikan ia sebagai bulan menjaga pencernaan, menjaga mulut, membersihkan jiwa dan raga. Jangan tunda untuk menjadi hamba Allah yang selalu mengejar nikmat Allah. Mari kita telurusuri lorong-lorong hikmah Ramadhan itu dengan antusiasme yang membara.