Sentuhan Keberkahan

Daya cipta material adalah kekuatan. Pengorbanan adalah kekuatan. Tapi apa yang dilakukan seorang pahlawan Mukmin jika harta dan sarana yang diciptakannya, dan ingin dikorbankannya di jalan cita-citanya, ternyata tidak sampai memenuhi total kebutuhannya?

Itu adalah sisi kepahlawanan yang lain. Apa yang teruji dalam situasi itu adalah seberapa percaya ia kepada dirinya sendiri, kepada cita-citanya, kepada Allah, di tengah semua keterbatasan itu, seberapa ‘nekat’ ia melawan tekanan keterbatasan itu, seberapa cerdas ia mensiasati keterbatasan itu, seberapa efisien ia dalam keseluruhan hidupnya.

Melahirkan sebuah karya kepahlawanan di tengah keterbatasan itu adalah kepahlawanan yang lain. Tapi ini memaksa kita mencari penafsiran yang lebih utuh tentang semua faktor yang mempengerahui proses penciptaan karya kepahlawanan tersebut. Pertanyaannya adalah jika kecukupan sarana dan harta terhadap kebutuhan penciptaan karya kepahlawanan tidak seimbang, maka faktor apakah yang menjelaskan lahirnya karya tersebut?

Berkah. Itulah rahasianya! Semua arti berkah bertemu pada makna pertumbuhan dan pertambahan. Berkah terjadi pada waktu, ilmu, dan harta. Intinya: produktivitas yang tercipta dari waktu, ilmu, dan harta melampaui nilai nominalnya. Berkah terjadi pada sesuatu yang sedikit namun menghasilkan banyak.

Inilah yang terjadi pada Thalut ketika melawan Jalut. Ini yang terjadi pada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam di hampir semua pertempurannya. Ini yang terjadi pada Umar bin Khattab saat meruntuhkan Persia dan merebut banyak wilayah Romawi. Inilah yang terjadi ketika Shalahuddin merebut kembali Palestina dari pasukan salib. Inilah yang terjadi pada Muzaffar Quthuz ketika merontokkan serangan pasukan Tartar dalam pertempuran Ainun Jalut.

Tapi darimanakah datangnya berkah? Berkah adalah karunia Ilahiyah-yang biasanya diberikan pada puncak spiritualitas seorang pahlawan Mukmin; pada puncak keikhlasannya, kejujurannya, keberaniannya, twakkalnya, kesungguhannya; pada puncak di mana ia melakukan segalanya secara habis-habisan.

Sebab kita, kata Umar dalam sebuah suratnya kepada Amru bin Ash di Mesir, tidak akan pernah sanggup mengalahkan orang-orang kafir dengan kecukupan sarana dan banyaknya jumlah tentara kita. Kita hanya dapat mengalahkan mereka karena kita beriman dan mereka kafir, karena kita bertakwa sementara mereka bermaksiat.

Berkah adalah rahasia para pahlawan Mukmin; rahasia yang menjelaskan hukum tentang yang sedikit, namun menghasilkan banyak, rahasia tentang kerja akidah dan iman dalam dunia materi kita.