Syi’ah dan Shahabat

Jika Rafidhah memaki, mengutuk, dan mengkafirkan para Shahabat termasuk Sayidina Abu Bakar, Umar, dan Shahabat-Shahabat besar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang lain dan berlepas diri dari mereka semua, maka Syi’ah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah tidak berbeda daripada pemahaman Rafidhah itu karena kitab-kitab mereka yang mu`tabar penuh dengan caci maki dan riwayat-riwayat yang mengkafirkan para Shahabat termasuk Shahabat besar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Di sini saya akan mengemukakan beberapa contoh dari kitab-kitab mereka sendiri.

Sebelum itu, perlulah diketahui bahwa perselisihan pendapat ulama hanya berlaku berhubung dengan kafir atau tidaknya orang yang mencaci dan memburuk-burukkan para Shahabat tetapi mereka tidak berselisih pendapat tentang kafirnya orang yang mengkafirkan para Shahabat agung Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam seperti Sayidina Abu Bakar, Umar, Abdul Rahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, dan lain-lain. Tetapi Syi’ah di dalam kitab-kitab mereka jelas telah mengkafirkan para Shahabat, termasuk Shahabat agung Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang tersebut tadi. Menafikan perkara ini sama seperti menafikan siang pada waktu matahari berada di tengah langit atau perkara ini hanya dapat dinafikan oleh orang-orang yang buta mata hatinya seperti mana tidak bergunanya cahaya matahari yang terang benderang itu kepada orang yang buta matanya. Di sini saya akan kemukakan beberapa contoh dari kitab Syi’ah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah sendiri bahwa mereka mengatakan Shahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah murtad sepeninggalan Baginda. Pendapat mereka ini tidak berbeda dari dahulu sampai sekarang.

  1. Ath Thusi meriwayatkan di dalam Rijal Al Kasyi bahwa Abu Ja’far (Muhammad Al Baqir) berkata bahwa para Shahabat telah murtad setelah kewafatan Rasulullah kecuali Miqdad bin Aswad, Abu Dzar Al Ghifari, dan Salman Al Farisi. (Rijal Al Kasyi, jilid 1 halaman 6)
  2. Ath Thusi meriwayatkan lagi dari Humran katanya: “Aku berkata kepada Abu Ja’far: “Alangkah sedikitnya bilangan orang-orang kita sehingga kalau kita berkumpul untuk merebahkan seekor biri-biri pun tidak akan dapat.” Humran berkata: “Maka Abu Ja’far berkata: “Maukah aku ceritakan perkara yang lebih aneh dari itu?” Humran berkata: “Ya.” Maka Abu Ja’far berkata: “Orang-orang Muhajirin dan Ansar telah pergi (murtad) kecuali tiga (dan beliau pun mengisyaratkan dengan tangannya).” (Ibid)
  3. Diriwayatkan dari Abi Ja’far ‘Alaihis Salam: “Anak-anak Ya’qub bukan nabi, tetapi mereka adalah asbath kepada anak-anak Nabi. Mereka tidak meninggalkan dunia melainkan dalam keadaan bagia. Mereka telah bertaubat dan menyesal di atas apa yang mereka lakukan, tetapi Abu Bakar dan Umar telah meninggal dunia dalam keadaan tidak bertaubat dan tidak menyesali apa yang telah dilakukannya terhadap Amirul Mu’minin Ali ‘Alaihis Salam. Mereka berdua dilaknat oleh Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya.” (Al Kulaini, Ar Raudhah Min Al Kafi, jilid 8, halaman 246)
  4. Diriwayatkan daripada Abi Ja’far ‘Alaihis Salam Kata beliau: “Para Shahabat telah murtad sepeninggalan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kecuali tiga orang daripada mereka.” Perawi bertanya: “Siapakah yang tiga itu?” Abi Ja’far menjawab: “Miqdad bin Aswad, Abu Dzar Al Ghifari, dan Salman Al Farisi.” (Ibid, halaman 245)
  5. Ayatullah Al ’Uzhma Sayid Murtadha Al Husaini Al Fairuzabadi di dalam kitabnya As Sab’ah Min As Salaf telah mengkafirkan Abu Bakar, Umar, Utsman, Abdul Rahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abu Ubaidah Al Jarrah, Mu’awiyah, Abu Sa’id Al Khudri, Bara’ bin ‘Azib ,dan lain-lain. (Lihat halaman 29,32,71,78,81,85, 107,120 dan 211)
  6. Ayatullah Al Uzhma Khumaini di dalam kitabnya Kasyfu Al Asrar telah mengkafirkan Sayidina Umar.(Lihat halaman 137 dan 176, edisi Arab dan halaman 119 dan 153 edisi Farsi) Beliau menganggap Abu Bakar dan Umar jahil tentang hukum Allah dan mereka menjadikannya sebagai bahan permainan kanak-kanak. (Halaman 110-111, edisi Farsi) Beliau juga menuduh Abu Bakar dan Umar mereka-reka hadits atas nama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (Halaman 131 dan 138 edisi Arab 114 dan 120 edisi Farsi)