Suku Aus dan Khazraj sebelum peristiwa hijrah telah sepakat untuk menghentikan perang di antara mereka dan sepakat pula untuk mengangkat Abdullah bin Abay bin Salul sebagai pemimpin mereka. Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam datang ke Yatsrib (Madinah), mereka lalu dinamakan dengan kaum Anshar. Mereka berbai’at kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan mengetahui karunia Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka karena Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam telah mempersatukan mereka dalam bingkai ukhuwah islamiyah.
Pada saat itu, Abdullah bin Ubay yang tengah menunggu penobatan dirinya sebagai penguasa kota Yatsrib melihat bahwa Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam telah merebut kekuasaannya seperti yang telah dia duga sebelumnya. Abdullah bin Ubay adalah tokoh yang selalu berupaya untuk menumpahkan darah dan memecah-belah kabilah-kabilah arab. Karena sifat ego dan besar kepala yang dimilikinya, Abdullah bin Ubay tidak mau menerima ketetapan yang telah disepakati kaumnya, Aus dan Khazraj. Dia pun menolak untuk mengakui kenabian Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam pada awalnya.
Namun, ketika melihat kemenangan kaum muslimin di perang Badar dan keberhasilan besar yang dicapai oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan kaum Muslimin di kota Madinah, maka tidak ada jalan baginya selain menerima ketetapan kaumnya untuk membenarkan risalah yang dibawa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam secara lahiriah. Batinnya tetap menolak dan hatinya dipenuhi kebencian terhadap Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, sehingga perhatian utamanya adalah mengawasi gerak-gerik Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan kaum muslimin dan mencari-cari kesalahan mereka.
Dia lebih tertarik untuk menjalin komunikasi dengan musuh-musuh Islam daripada dengan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan kaum muslimin. Dia juga menolak untuk berjabat tangan dengan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan kaum muslimin, bahkan dia tidak melihat sesuatu kesalahan jika bersekongkol dengan Yahudi untuk memerangi kaum yang hampir dia kuasai beberapa waktu sebelumnya.
Meskipun sosok seperti Abdullah bin Ubay ini jarang terulang dalam sejarah, namun kondisi psikologis seseorang yang berusaha melawan ideologi dan prinsip yang benar serta berusaha untuk mencelakai sebuah kaum yang pernah dia serukan untuk diangkat kedudukannya dan berjuang demi persatuannya, masih terlihat di mana-mana. Dengan kata lain, kondisi psikologis seperti ini banyak ditemukan. Ada segelintir orang yang secara lahiriah tampak mengabdi untuk negara dalam kampanye mereka, tetapi jika rakyat tidak mau memilih mereka lantaran melihat terjunnya mereka ke dalam panggung politik hanya akan membawa kerusakan tatanan kehidupan berbangsa dan merenggangkan hubungan negaranya dengan negara lain, maka ketika itulah nampak sifat asli mereka. Moto mereka adalah, “Jika Anda tidak dapat menjadi pemimpin kebaikan maka jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi pemimpin kejahatan. Jika Anda tidak dapat menyerukan slogan yang baik maka serukanlah slogan yang jahat.” Orang-orang seperti itu mengutip sebuah syair yang berbunyi,
Jika Anda bisa tidak bermanfaat maka buatlah kerugian untuk orang lain
Sungguh seorang pemuda akan dikenal,
baik dia bermanfaat maupun merugikan orang lain
Merupakan sesuatu yang wajar bila ide-ide yang merugikan umat dikemas dengan kata-kata manis yang secara lahiriah mengungkapkan belas kasih dan patriotisme dan mengutamakan kepentingan bangsa, padahal di balik itu semua terdapat kedengkian terhadap saudara sebangsa dan setanah air serta merugikan bangsa di segala aspek. Oleh karena itu, Anda dapat melihat orang yang menerima ajakan ini kebanyakannya berasal dari kalangan yang antusias untuk melakukan perbaikan yang mungkin tidak menyadari rencana busuk di balik seruan jahat tersebut serta efek buruk dan bahaya yang akan menimpa mereka di kemudian hari. Di lingkungan seperti inilah para preman dan penjahat menemukan kesempatan untuk menyelinap ke dalam kelompok-kelompok masyarakat dan merusak negara dengan menyabotase fasilitas umum dan menghasut rakyat. Semoga rahmat Allah dilimpahkan kepada orang yang menceritakan orang-orang baik dalam syairnya,
Ada sekelompok orang yang apabila perang memperlihatkan taringnya kepada mereka
Maka mereka pun mendatangi perang itu dengan berbondong-bondong dan sendirian
Mereka juga tidak menanyai saudara mereka yang tertimpa musibah sebelum menolong mereka
Sebagai bukti atas kebenaran yang dikatakan saudara mereka
Orang-orang yang ide mereka ditolak oleh rakyat dan seruan mereka tidak diacuhkan berusaha membesar-besarkan persaingan dengan saudara-saudara mereka sebangsa, bahkan tidak jarang melakukan tindak kriminal. Tidak ada yang dapat mencegah mereka, baik faktor agama atau hati nurani untuk menyebarkan fitnah dan mencari-cari kesalahan pihak yang mereka benci. Orang-orang mukmin sejati tidak mungkin melakukan kejahatan yang sama untuk membalas perbuatan orang-orang tersebut.
Mengharapkan kebaikan dan sikap sadar dari orang-orang tersebut bagaikan mengharapkan ayam jantan bertelur. Terkait hal ini, beberapa media massa melaporkan bahwa ayam jantan di Cina dapat bertelur. Mungkin hal ini memberikan kita harapan agar orang-orang tersebut menyadari kesalahannya.
Di sisi lain, orang-orang yang berjuang demi negara ini dan merasakan tanggung jawab mereka terhadap kepentingan rakyat, tidak ingin terlibat dalam pertikain dan tidak mau membuang-buang waktu dalam polemik yang berkepanjangan, tapi mereka berupaya sekuat tenaga dan bekerja keras demi kebangkitan negara ini. Dalam sebuah syair disebutkan,
Seorang yang mulia adalah yang mempunyai dua mata mulia
Satu matanya tidur agar dia tidak mengucapkan kata-kata kotor
Dan satu matanya lagi begadang untuk melakukan perbuatan mulia
Mereka tidak ingin terlibat bukan karena tidak sanggup menghadapi kezaliman dan fitnah, tetapi untuk menjaga kepentingan negara dan rakyat. Semboyan mereka adalah,
Kaumku, walaupun banyak jumlahnya
Mereka tak sanggup berperang sekalipun itu mudah
Karena takut, mereka pun membalas tirani kaum tiran dengan pengampunan
Dan mebalas kejahatan penjahat dengan kebaikan
Seolah-olah Tuhanmu tidak menciptakan manusia
selain kaum jahat itu untuk ditakuti
Pesan mereka kepada kelompok yang memfitnah mereka, mencari-cari kesalahan mereka dan menganggap buruk perbuatan baik mereka adalah,
Katakanlah apa yang tampak bagi kalian sebuah kebohongan dan kedustaan,
mungkin akalku tuli namun telingaku tidak tuli sama sekali.
Orang-orang baik ini mengajak teman dan sahabat mereka untuk membantah kelompok tersebut dengan cara yang terbaik, serta tidak memedulikan kejahatan dan fitnah yang dihembuskan oleh orang-orang yang menyibukkan rakyat dengan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi urusan dunia dan agama mereka.
Jangan pedulikan kata-kata keji ketika engkau mendengarnya
Diamlah seolah-olah engkau tidak mendengar dan menyadarinya