Tag Archives: Abu Al Hasan Ali An Nadwi

Sasaran Pembaruan Islam

Wahai Ikhwanul Muslimin yang mulia!

Sasaran dakwah ad din dan tajdid Islami (pembaruan Islam) itu bukanlah mudah. Bukanlah tujuan dan tumpuannya untuk mengganti pemerintah semata. Tidak saja untuk mengubah satu suasana politik pada suasana politik yang lain. Tidak untuk menyebarkan pengetahuan dan ilmu, atau mengalami buta huruf dan kebodohan, atau memerangi pengangguran, atau mengobati cacat masyarakat dan akhlak atau sejenisnya seperti yang diperjuangkan oleh para pejuang perubahan di Barat dan Timur.

Sebaliknya, ia adalah seruan Islam yang mencakup akidah dan akhlak, praktik dan siyasah, ibadah juga kepribadian diri dan masyarakat. Ia meliputi akal dan jiwa, ruh dan jasad. Ia bergantung kepada perubahan mendalam dalam jantung hati dan jiwa, akidah dan akal … istimewanya dakwah dan kesungguhan para nabi adalah ketulusan mereka dari memikirkan kepentingan materi, hasil yang cepat.

Mereka tidak mencari dengan dakwah dan jihad mereka melainkan keridhaan Allah. Melaksanakan perintah-Nya dan menunaikan risalahnya. Akal dan pemikiran mereka tulus dari praktek untuk dunia, mendapat posisi, menghasilkan kekuatan untuk keluarga dan pengikut, memperoleh pemerintah. Bahkan itu semua tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka. Adapun pemerintah yang tegak untuk mereka pada waktu mereka dan kekuatan yang tersedia pada masa itu hanyalah hadiah dari Allah. Ia sebagai jalan untuk sampai ke tujuan agama, melaksanakan hukum-hakamnya, mengubah masyarakat dan mengarahkan kehidupan …

Wahai Tuan-tuan!

Besarnya perbedaan antara tujuan yang dituju, dan natijah yang muncul. Perbedaan ini akan lahir dalam jiwa yang bekerja untuk itu. Maka, yang bertujuan mendapatkan pemerintah, akan hilang kesungguhan dan diam ketika tidak memperolehnya, atau hilang harapan mendapatkannya. Dia akan berhenti dari dakwah. Dia juga akan melampau jika berhasil ..

Wajib kepada kita membersihkan akal dan jiwa kita, semata-mata untuk dakwah. Hanya dakwah, layanan, pengorbanan, mengutamakan saudara muslim, mengeluarkan manusia -dengan izin Allah- dari segala kegelapan kepada cahaya (Islam), dari jahiliyah ke Islam, dari kesempitan dunia kepada keluasannya. Dari kekejaman agama-agama yang sesat, sistem-sistem yang lalim, mazhab-mazhab yang tidak menentu, pada keadilan Islam dan lembayungnya.

Faktor yang membawa kita kepada amal dan jihad hanyalah untuk menunaikan perintah Allah dan kemenangan di Hari Akhirat. Juga karena apa yang Allah sediakan untuk hamba-hambaNya dari ganjaran dan pahala.

Kemudian, faktor lainnya adalah simpati kepada makhluk, kasihan kepada insan yang tersiksa, dan keinginan terhadap keamanan manusia.Jika pada satu tingkat dakwah, atau pada satu waktu -setelah prinsip-prinsip dakwah dan akidah kokoh dalam jiwa da’i- tujuan dakwah tidak dapat dicapai kecuali dengan mendapatkan kerajaan, kita akan berusaha untuk mendapatkannya. Demi kemaslahatan dakwah.

Dengan jiwa yang luhur dan bersih, benar dan amanat, kusyuk dan tulus, seperti kita bersungguh dalam tanggungjawab dan rukun agama, juga ibadah-ibadah yang lain. Tidak ada beda untuk seorang mukmin antara pemerintah dan ibadah yang lain, jika telah ikhlas dan benar niatnya. Semua itu dalam ridha Allah, kesemuanya pada jalan Allah. Semua ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah.[1]



[1] Artikel ini adalah nukilah taujih Syaikh Abul Hasan Ali An Nadwi yang dinukil dari tulisan Syaikh Yusuf Al Qardhawi, Asy Syaikh Abu Al Hasan An Nadwi Kama ‘Araftu. Judul dibuat oleh redaksi Hasanalbanna.com