Ma`asyiral Mukminin Rahimakumullah..
Kata ukhuwah termasuk dari sekian banyak istilah agama yang sering terdengar dan menjadi tema bahasan yang sering kali dianggap mudah dibicarakan namun tidak gampang direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih sering kata ini diikat dengan kata Islamiyah (ukhuwah Islamiyah) namun kadang ada yang memberinya sifat dengan kata imaniyah (ukhuwah Imaniyah), dalam hal ini kita tidak membedakan kedua istilah tersebut, karena yang kita harapkan dari salah satunya adalah makna yang tercakup dari kedua istilah tersebut.
Hadirin Rahimakumullah..
Banyak alasan yang melandasi seseorang untuk melakukan jalinan hubungan baik dengan sesamanya; karena alasan satu suku, satu almamater, satu profesi dan lain sebagainya. Ketika hubungan diantara mereka semakin dekat dan tali batin diantara mereka semakin kuat maka mereka nerasa seakan ada hubungan persaudaraan. Apakah hubungan persaudaraan dengan landasan seperti ini yang diharapkan oleh Islam? Apakah Islam memberikan arahan lain yang akan membuat hubungan persaudaraan diantara mereka jauh lebih kuat, lebih berkah dan lebih langgeng?
Ukhuwah Islamiyah yang diharapkan terjadi adalah sebuah ikatan persaudaraan yang landasan utamanya adalah keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bisa jadi ikatan yang terbentuk diantara mereka secara formal, karena satu dari sekian banyak alasan ; satu suku, satu profesi, satu organisasi dan lain sebagainya… namun diatas semua itu pribadi mukmin yang baik memiliki bingkai yang jauh lebih luas yaitu alasan karena keimanan kepada Allah. Oleh karena itu pertemanan, persahabatan, atau kadang disebut dengan persaudaraan jika landasannya hanya murni alasan dunia bukan karena keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala akan sangat berbeda dengan persaudaraan karena Allah, karena keimanan kepada-Nya.
Demikian ini adalah keistimewaan ukhuwah Islamiyah yang membedakan dengan persaudaraan atas nama apapun yang selain Allah Subhanahu wa Ta’ala;
Pertama: Landasan Utamanya adalah Keimanan
Dalam salah satu firman-Nya Allah Subhanahu wa Ta’ala menyeru kepada manusia :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. ( Al-Hujurat : 13)
Namun bagi mereka yang menjunjung tinggi ukhuwah Islamiyah maka dalam diri mereka telah lebur segala alasan suku bahkan bangsa dalam membina persaudaraan, maka yang jadi landasan persaudaraan mereka adalah keimanan kepada Allah semata. Dalam sabdanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Rabb kalian adalah satu, sesungguhnya ayah kalian adalah satu, tidak ada keutamaan lebih bagi orang arab atas non arab, tidak juga bagi yang berkulit putih atas yang berkulit hitam kecuali dengan ketakwaaan.” (HR. Thabrani)
Demikian Rasululullah mengajarkan, bahwa diatas segala alasan yang ada maka hanya takwalah yang menentukan ketingggian dan keutamaan dimata Islam. Maka ikatan selain iman dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam sebuah persaudaraan tidak akan menjadikan persaudaraan itu mulia disisi-Nya.
Kedua: Tujuan dan targetnya adalah ‘Ta`awun `alal birri’
Allah Subhanahu wa Ta’ala menitahkan kepada kita untuk saling tolong-menolong, bahu membahu dalam melakukan kebajikan, dalam mewujudkan kebaikan. “Dan saling bahu-membahulah kalian dalan kebajikan dan taqwa”. Inilah yang menjadi target ukhuwah Islamiyah, bahwa mereka bertemu atas nama Allah dan kemudian pertemuan dan persaudaraan itu melahirkan kejasama dalam melakukan kebaikan bukan sebaliknya. Dalam hadits yang disepakati keshahihannya oleh Imam Bukhori dan Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya bagaikan satu bangunan, satu dengan yang lainnya saling mengokohkan”. Inilah gambaran yang sangat jelas bahwa persaudaraan mereka demi melakukan kerja sama dalam kebaikan.
Ketiga: Saling Memberi Pertolongan dan Nasehat
Ukhuwah Islamiyah yang mempertemukan sesama mukmin akan membuat mereka terdorong untuk saling memberi pertolongan baik dikala seorang saudara sedang terdhalimi atau bahkan sedang berbuat zhalim. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersadba : “Tolonglah saudaramu yang sedang berbuat zhalim atau sedang terzhalimi.” (HR. Bukhari) Maka ketika sahabat meminta kejelasan sabda beliau, bahwa yang terzhalimi wajar untuk ditolong sedang yang berbuat zhalim apa perlunya memberikan pertolongan kepadanya dan bagaimana caranya. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan arahan bahwa cara menolongnya adalah dengan mencegahnya untuk melakukan kezhaliman. Dan pada hadits yang lain beliau juga menyampaikan bahwa “Din itu adalah nasihat”
Keempat: Hubungan yang langgeng sampai di Akhirat
Dalam salah satu firman-Nya Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan: “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Az-Zukhruf : ) ayat ini memberikan pemahaman bahwa kelah semua yang berteman, bersahabat di akherat akan saling terpisah hanya orang-orang yang bertemu dengan landasan iman dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala akan tetap bisa saling bertemu.
Dalam satu riwayat hadits yang termaktub dalam Shahih Sunan Ibnu Majah lil Albaniy, tersebut sebuah hadits yang menunjukkan bahwa kelak akan terjadi mujadalah yang hebat antara orang-orang yang berada di syurga dengan Allah, mereka adalah para penghuni syurga yang merasa kecarian sebagian teman-temannya dulu di dunia. mereka menyampaikan keluhan kepada Allah “.. Tuhan kami… saudara-saudara kami , dulu mereka sholat bersama kami, berpuasa bersama kami, berhaji bersama kami, Apakah Engkau memasukkan mereka ke dalam neraka ? maka Allah berfirman : Pergilah.. Keluarkanlah dari mereka yang kalian kenali …” maka kemudian dikeluarkanlah mereka dari meraka yang didalam hati mereka masih ada iman.
Demikianlah gambaran kelanggengan hubungan ukhuwah Islamiyah yang masih terbawa sampai dikaherat.
Oleh karena itu jamaah sekalian…
Mungkin kita memiliki beragam ikatan yang mempertemukan kita dengan orang lain; hubungan kekerabatan, suku, kebangsaan dan lain sebagainya, maka jangan sampai itu semua yang mendasari persaudaraan kita, namum naikkanlah kualitas persaudaraan kita dengan ikatan iman dan ketakwaan sehingga persaudaraan yang terjadi diantara kita tetap akan terjalin sampai dikaherat. Betapa indahnya jika kelak Allah Subhanahu wa Ta’ala memasukkan ke syrga-Nya dan kita masih bisa berjumpa dengan orang-orang yang kita cintai, yang bersaudara dengan kita dengan landasan iman.
Demikian khutbah yang singkat ini semoga menberi manfaat kebaikan kepada kita semua.