Tempat Tinggal Baru
Saya tidak melupakan bagaimana cerita mendapatkan tempat tinggal baru. Keluarga Akif, pemilik rumah yang saya tempati, menjual rumah mereka kepada Ibrahim Bek Lam’i, seorang pedagang kertas dan alat-alat tulis. Karena sudah membayar, ia mendesak penghuni rumah itu untuk keluar. Ia meminta kami agar segera keluar dalam waktu selambat-lambatnya tiga hari. Betapa pusingnya kami ketika itu, karena harus mencari indekos baru secara mendadak. Akhirnya kami mendapatkan rumah di Jalan Ad Dahdirah, di wilayah Al Kabsy. Di tempat itulah kami habiskan sisa waktu hingga genap setahun.
Hidup Setahun
Saya sangat berbahagia dengan kehidupan Kairo pada tahun itu. Saya termasuk urutan terdepan yang berhasil menempuh ujian dan saya memperoleh beasiswa dari sekolah setiap bulannya sebesar satu junaih (pond Mesir). Uang ini saya pergunakan khusus untuk membeli buku-buku non perlajaran. Masih cukup banyak buku perpustakaan pribadiku sekarang ini, yang merupakan hasil dari beasiswa selama belajar di Darul ‘Ulum.
Saya juga mendapatkan keberuntungan besar karena dapat mengikuti pengajian setelah shalat Jum’at setiap pekannya di rumah Syaikh Al Hashafi. Juga di rumah khalifah (pengganti) pertama Syaikh Al Hashafi, yaitu Ali Afandi Ghalib (atau yang biasa kami sebut Sayiduna Al-Afandi). Semoga Allah senantiasa menguatkan beliau dan memberikan balasan kebaikan kepadanya atas jasa baiknya kepada kami.
Saya juga terus berkirim surat kepada saudara Ahmad Afandi As-Sukri dan ia pun selalu membalasnya. Saya habiskan masa liburan dengan mengunjungi kampung halaman dan saya habiskan waktu liburan ini bersamanya, juga bersama ikhwan-ikhwan Hashafiyah di Mahmudia.
Demikian kehidupan saya, baik yang bersifat amaliyah, ilmiah, maupun ruhiyah, yang semuanya cukup padu dan tidak bisa dibuat keruh oleh sesuatu apa pun. Alhamdulillah.