Kesulitan-kesulitan dalam Penelitian dan Analisis
Referensi-referensi yang kita jadikan sebagai rujukan dalam pengumpulan pusaka intelektual Imam Al Banna berupa jurnal-jurnal klasik yang diterbitkan ketika tahun tiga puluhan dan empat puluhan pada abad ke-20 lalu. Maka, harapan kami gantungkan—setelah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala—kepada perpustakaan Dâr Al Kutub Al Mishriyâh. Sebab, perpustakaan ini telah ditugaskan untuk mengoleksi dan memelihara mauskrip, minimal buku-buku dan jurnal ilmiah yang telah diterbitkan. Tugas utama perpustakaan ini adalah memelihara, mempemudah penelitian, dan mengambil manfaat dari manuskrip-manuskrip tersebut. kami dikagetkan dengan kenyataan yang ada, di mana pihak perpustakaan sangat tidak memerhatikan dengan baik tugas mereka dalam memelihara harta pusaka intelektual kita yang sangat berharga dan warisan sejarah kita yang cemerlang. Jurnal-jurnal ilmiah banyak yang hilang, sementara yang tersisa sebagian besar rusak dan tidak layak untuk dijadikan sebagai bahan penelitian, ditambah lagi pihak perpustakaan tidak mengizinkan kami untuk mengeluarkannya dari ruang penyimpanan ke ruang auditorium (baca). Adapun sebagain yang lainnya boleh dikaji, tetapi kondisinya sangat memprihatinkan: kertasnya sudah termakan rayap dan debu yang menempel, memenuhi setiap sisi-sisinya, sedangkan binantang serangga berloncatan kesana-kemari, semuanya. Kami berharap agar pemeliharaan terhadap pusaka intelektual umat lebih banyak mendapat perhatian sebelum hilang ditelan masa.
Dari sini kami mulai berfikir untuk mengoleksi pusaka intelektual yang sangat berharga ini dengan cara lain. Kami mengawali dengan cara menempuh perjalanan penelitian yang sangat sulit di perpustakaan-perpustakaan lama, di dalam sisa-sisa buku yang dapat dipelihara oleh pihak perpustakaan. Dan buku semacam ini jarang sekali didapatkan. Oleh karena itu, diperlukan kehati-hatian yang super-ekstra dalam berinteraksi dengan buku-buku yang ada di dalam perpustakaan-perpustakaan ini. Sekalipun demikian, Allah Subhanahu wa ta’ala, telah menyempurnakan karunia-Nya kepada kami, sehingga dapat mengoleksi sebagian besar pusaka intelektual Imam Asy Syahid Hasan Al Banna. Kami persembahkan pusaka ini kepada murid-murid beliau dan setiap orang yang menempuh menempuh melaui jalannya, di samping para ulama, para peneliti, dan seluruh umat manusia. Kami memohon kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, agar senantiasa menjadikan sebagai timbangan kebaikan bagi setiap orang yang telah mencurahkan tenaga dan usahanya. Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala, membantu kami dalam menerbitkan pusaka intelektual ini dalam bentuk seperti ini dengan dukungan penuh dari orang-orang yang jujur, orang-orang yang ikhlas, dan orang-orang yang terus-menerus berkreasi siang dan malam.
Kami berdoa mudah-mudahan pusaka ini sampai di tangan pembaca, sehingga dapat diambil manfaatnya dan dapat disebarluaskan. Betapa banyak orang yang membawa pemahaman kepada orang yang lebih paham darinya. Dan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, kami memohon agar ini semua menjadi timbangan kebaikan syahid kita, Imam Hasan Al Banna. Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala, melimpahkan karunia-Nya kepada Imam Al Banna.
Metodologi Penulisan
Di dalam penyajian pusaka intelektual Imam Asy Syahid, kami memilih metodologi penelitian dan dokumentasi dibandingkan metodologi studi analisis. Sehingga, semua kegiatan yang kami lakukan dalam menyusun warisan intelektual ini pada dasarnya adalah kegiatan penyajian karya ilmiah dalam bentuk pencatatan dan referensi-referensi, yang kemudian kami nisbatkan kepada Imam Asy Syahid. Oleh karena itu, kami melakukan kajian ulang terhadap referensi-referensi dalam jumlah yang sangat banyak. Kami tidak akan menerbitkan sebuah karya ilmiah, kecuali di dalamnya terdapat tanda tangan dari Imam Al Banna sendiri, atau karya ilmiah yang telah disimpulkan oleh referensi-referensi yang terpercaya bahwa itu benar-benar tulisan beliau dengan bukti-bukti yang kuat dan saksi-saksi yang terpercaya. Misalnya, ada majalah yang mengkhususkan rubric tertentu atau judul yang disusun oleh Imam Asy Syahid, lantas disaksikan oleh murid-murid beliau yang hidup di zamannya.
Permasalahan-permasalahan yang muncul ketika kami melakukan penelitian adalah adanya artikel-artikel dan makalah yang ditandatangani oleh Imam Asy Syahid dengan nama pena, seperti: Abû Wafâ’, Abû ‘Alî dan Hasan. Maka kami tidak akan menerima artikel-artikel tersebut begitu saja, kecuali setelah kami yakin bahwa makalah itu dinisbatkan kepada beliau, baik dengan cara melihat teks majalah atau dengan cara menganalisis isinya. Kemudian kami mengumpulkan saksi-saksi dan peristiwa-peristiwa yang saling mendukung dan dikuatkan dengan bukti-bukti yang akurat. Di samping itu, kami juga bertanya kepada murid-muridnya yang mengetahui hal-hal yang terkait dengan tulisan tersebut.
Kami menyimpulkan bahwa Imam Asy Syahid melakukan hal tersebut di atas agar namanya tidak tampak pada sebagian besar artikel-artikel majalah, terutama ketika menyoroti sebagian cabang ilmu, seperti pada sejarah adab atau sastra atau kritik sastra. Yang jelas seandainya beliau memberikan perhatian lebih pada ilmu-ilmu ini, maka tokoh-tokoh dan pakar-pakar dalam ilmu tersebut akan banyak bermunculan.
Studi analisis yang kami lakukan terhadap teks artikel-artikel pusaka intelektual Imam Al Banna sebagai berikut:
- Mentakhrij ayat-ayat Al Qur’an dan hadis yang ada di dalamnya, sekalipun Imam Asy Syahid telah melakukannya pada sebagian teks. Dalam kondisi seperti ini, kami berpegang teguh kepada takhrij beliau atau melengkapinya.
- Mengambalikan teks-teks yang tercantum di dalam teks, terutama tokoh yang belum popular dan belum dikenal oleh pembaca non akademis
- Mengembalikan teks-teks yang dinukil oleh Imam Al Banna dari ulama-ulama terdahulu kepada referensi-referensi otentik semaksimal mungkin.
- Identifikasi sejarah dan kejadian-kejadian yang terdapat di dalam teks kemudian mengomentarinya di dalam footnote (catatan kaki) jika diperlukan.
- Mendefinisikan istilah-istilah ilmiah khusus.
- Menjelaskan makna sebagian besar kata yang kami anggap belum dimengerti oleh pembaca non-akademis , karena jarang digunakan pada saat ini.
- Menuliskan pendahuluan-pendahuluan setiap cabang ilmu yang ditulis oleh Imam Asy Syaihd di dalam artikel atau makalahnya.
- Menambahkan sebagian judul atau subjudul yang ditulis oleh Imam Asy Syahid untuk menjelaskan arti yang dimaksud di dalam makalah-makalah yang belum ditulis oleh Imam Al Banna. Dan kami cukup menuliskan judul setiap bab.
Kami akan meletakkan pada bagian akhir dari pusaka intelektual islami ini berupa daftar pustaka berisi ayat-ayat Al Qur’an, hadis-hadis Nabi, referensi-referensi, dan lain-lain.
Pembagian Mata Rantai Ilmu-Ilmu Agama
Secara umum, kami telah membagi pusaka intelektual Imam Al Banna menjadi dua bagian. Pertama, khusus membahas ilmu-ilmu agama. Kedua, khusus membahas permasalahan-permasalahan sosial dan politik. Ilmu-ilmu agama, di mana merupakan permasalahan pertama yang kami angkat, kami mebaginya secara tematik. Kami memulainya dengan akidah, kemudian fikih dan fatwa, sejarah, tasawuf dan akhlak, kemudian warisan intelektualnya di dalam fenomena-fenomena yang bermacam-macam danyang terakhir adalah nasihat-nasihat agama. Sedangkan warisan inelektual beliau dalam sosial dan politik kami bagi berdasarkan tahapan-tahapan sejarah.
Kami ingin menarik perhatian pembaca kepada beberapa perkara sebagai berikut:
Pertama, kami berusaha dengan keras mengoleksi semua pusaka intelektual Imam Asy Syahid yang telah dicetak saat ini dan sudah diketahui oleh khalayak ramai, dan artikel-artikel lama yang dicetak terdahulu dan tidak dikenal kebanyakan masyarakat, atau makalah-makalah beliau yang belum dicetak. Kami kumpulkan semua ini dalam silsilah, sehingga pembaca cukup merasa puas dengan silsilah tersebut dan tidak membutuhkan bacaan yang lain, kecuali di dalam An-Nadzîr seperti Hadîts ats-Tsulâtsâ’.
Kedua, bahwa Imam Asy Syahid telah menulis pusaka intelektual ini dalam kurun waktu yang sangat lama, mencapai dua puluh tahun (dari tahun 1928 M sampai tahun 1948 M). oleh karena itu, pembaca yang budiman akan mendapati metode, cara penukilan, dan penyajian yang beragam di dalam satu pokok bahasan yang ditulis selama kurun waktu tersebut. Hal itu tampak dengan jelas di dalam suatu karya intelektual beliau di sekitar pembahasan tentang tafsir Al Qur’an Al Karîm. Dan hal ini telah kami beritahukan kepada para pembaca, kemudian kami jelaskan keragaman tersebut untuk memperbaiki pokok bahasan seperti ini. Dan kami memberi kesempatan kepada pihak lain untuk melakukan studi kritis, analisis, dan kesimpulan.
Ketiga, kami memprioritaskan penulisan silsilah ini dengan pokok bahasan akidah, karena akidah sangat penting dan besar pengaruhnya bagi individu dan masyarakat. Kami melengkapinya dengan hadis agar silsilah ini menjadi salah satu buku yang diminati dan ditung-tunggu oleh para pembaca yang budiman.
Keempat, ada dua perkara yang menyebabkan kami membagi buku silsilah ini. Yang pertama adalah karena adanya kesatuan tema, dan yang kedua karena muatan buku. Urutan ini berdasarkan skala prioritas. Jika muatan satu tema atau pokok bahasan sangat banyak, kami menjadikannya dua jilid, seperti dalam pembahasan tafsir. Namun, bila muatannya sedikit, kami akan kami sisipkan di dalam tema yang lain yang sekiranya memiliki tema agak mendekati. Misalnya, tema-tema akidah, hadis, sirah, tasawuf, dan akhlak.
Demikianlah, metodologi kami dalam menyusun buku ini.